CIAMIS, Harnas.id – Selama tahun 2022 ini terhitung sampai Kamis (15/12/2022), sebanyak 695 orang warga Ciamis terpaksa dirawat di rumah sakit maupun puskesmas karena terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dari jumlah itu delapan orang diantaranya meninggal dunia.
Ke-8 warga Ciamis yang meninggal dunia akibat terjangkit DBD tersebut terjadi pada bulan Januari 2022 (3 orang), kemudian Mei (1 orang), Juli (1 orang), Agustus (1 orang) dan September ( 2 orang).
Menurut data dari Dinkes Ciamis, ke-8 warga Ciamis yang meninggal dunia akibat DBD tersebut, dua orang adalah anak balita (usia 1-4 tahun). Berikut kelompok usia anak-anak remaja usia 5 -14 tahun (2 meninggal), usia 15-44 tahun (1 meninggal) dan usia di atas 44 tahun ( 3 orang meninggal).
Begitu juga dengan kasus DBD di Kota Tasikmalaya dari awal tahun hingga November 2022 telah merenggut 28 nyawa. Sedangkan total penderita mencapai 1.830 orang. Mereka sempat dirawat di sejumlah rumah sakit dan Puskesmas. “Namun ada penderita yang datang dalam kondisi sudah drop dan akhirnya tak tertolong. Yang meninggal jumlahnya mencapai 28 orang,” kata Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan, dr Asep Hendra, Selasa (20/12/2022).
Menurut Asep, kasus DBD sepanjang 2022 mencapai puncak tertinggi terjadi pada bulan Juli hingga lebih dari 200 kasus. “Dari Juli ke November jumlah kasusnya terus menurun tiap bulannya. November tercatat 80 kasus,” ujar Asep.
Sementara kasus meninggal DBD yang terakhir terjadi empat bulan lalu. “Hingga kini belum ada lagi dan berharap tidak ada,” kata Asep.
Ia menegaskan, kunci penting terhindar dari DBD adalah melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. “Terutama di dalam rumah,” ujar Asep. Seperti menguras bak, membuang air genangan di tatakan pot atau tempat penampungan air di belakang kulkas dan lainnya.
Hujan ekstrem, yang ditandai curah hujan tinggi berdurasi lama, diikuti dengan panas harian yang terik menjadi pemicu peningkatan populasi nyamuk aedes aegypti vektor penular DBD.
Beberapa langkah penanganan yang dilakukan secara rutin dan umum adalah uoaya pemberantasan sarang nyamuk dan 3M Plus. Berikut pendistribusian larvasida melalui puskesmas setempat. Dan berbagai upaya lainnya termasuk fogging di daerah kasus. (PB/*)