KOTA BOGOR, Harnas.id – Kelurahan Rancamaya dikenal sebagai centra penghasil durian di wilahah Kota Bogor.
Namun, seiring berkembangnya kebutuhan akan pemukiman, lambat laun keterbatasan lahan menjadi tantangan untuk mempertahankan Rancamaya sebagai centra penghasil durian.
Upaya melestarikan Rancamaya sebagai centra penghasil durian terus dilakukan oleh Pemerintah kota (Pemkot) Bogor, petani dan pihak swasta pengelola perkebunan dalam skala besar.
Diantaranya adalah upaya yang dilakukan oleh Vigano Farm sebuah perkebunan Durian yang terletak di Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Memiliki luas lahan empat hektare, Vigano Farm menanam 400 pohon durian dengan rincian 80 persen ditanami durian Musang King dan Duri Hitam atau Ochee dan 20 persen lainya ditanami durian lokal diantaranya adalah durian Rancamaya yang sedang dikembangkan menjadi varietas unggul untuk menjadi unggulan Indonesia dan akan diperbanyak.
Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim yang melakukan kunjungan kerja ke Vigano Farm mengatakan pihaknya mendorong pengembangan durian lokal, yakni durian Rancamaya agar bisa menjadi varietas unggul dari Kota Bogor yang bisa menjadi durian unggul dari Indonesia.
“Inilah yang harus kita kembangkan, perlu kolaborasi, sinergitas untuk semua supaya ada sebuah penelitian varietas Rancamaya jadi unggulan Kota Bogor dan bisa jadi unggulan Indonesia itu yang akan menjadi membawa Kota Bogor jadi produk pertanian yang spesifik,”katanya.
Kolaborasi dan pengembangan durian ini kata Dedie, bisa dilakukan oleh petani pemilik perkebunan dinas dan akademisi melalui riset.
Ia pun mengapresiasi Vigano Farm, yang sudah melakukan pengembangan durian dengan sangat baik di lahan empat hektar.
“Jadi ini salah satu unggulan kita, dengan keberadaan durian Bogor yang mana kita akan coba tingkatkan baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya, disini ada Vigano Farm yang mereka mengembangkan varietas unggul, yang tidak hanya produk musang king dan duri hitam tapi juga produk lokal Rancamaya yang juga sedamg dikembangka,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Dedie A. Rachim juga meninjau lokasi laboratorium Vigano Pupuk hayati yang dibuat dengan menggunakan bahan organik.
Owner Vigana Farm Edy mengatakan, hadirnya Vigano Farm didasari karena keinginannya menjadikan Indonesia sebagai penghasil buah dan sayur unggulan yang bisa menembus pasar internasional.
“Saya ingin kebun ini satu contoh yang membangun masyarakat Indonesia yang mau tanam buah dan durian. Saya harap 10 tahun 15 tahun lagi Indonesia harus punya durian unggul dari Bogor. Makanya kita setiap kesempatan selalu ada seminar disini karena kita ingin dorong anak-anak muda petani muda ini mau tanam durian supaya kedepan yang saya harap maunya nomor satu bukan negara tetangga tapi harus kita yang punya,” katanya.
Dengan adanya kebun ini, lanjut Edy bisa menjadi mini laboratorium ataupun sebagai sarana belajar bagi petani petani di Bogor dan petani nusantara.
Selain itu, Ia pun memiliki keinginan untuk menampung hasil tani dari petani petani di Bogor untuk bisa diekspor ke negara negara tetangga sebab selain durian Vigano Farm juga mengembangkan berbagai buah seperti nanas, alpukat, nangka dan markisa produk unggul.
Dilokasi yang sama, yang juga Owner Vigano Farm Nelsens Yansah mengatakan dalam melestarikan durian ini pihaknya membuat berbagai pelatihan untuk petani petani lokal dan nusantara sehingga bisa berkembang dan menjalankan dan meningkatkan perekonomian.
Dari lahan empat hektar yang ditanami 400 durian ini setiap durian memiliki tinggi empat hingga enam meter yang menghasilkan sekitar 300 buah dalam satu pohon pada musim panen.
Setiap pohon durian ditanam dengan jarak lima hingga delapan meter yang saat ini sudah berusia tiga hingga lima tahun dan sudah beberapa kali panen.
Usia pohon durian dari mulai kembang hingga panen membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan dengan menggunakan teknik okulasi.
Mendapat dorongan dan dukungan dari Dedie Rachim Nelsens pun menyampaikan terimakasih atas dukungan Pemkot Bogor dalam memajukan durian lokal dan petani milenial.
“Karena vigano farm juga memiliki laboratorium pupuk yang lokasinya tidak jauh dari kebun durian. Pupuk organik ini tujuannya kita bisa menurunkan penggunaan pupuk kimia sampai 50 persen jadi ongkos operasional menanam bisa lebih rendah. Tanah rusak bisa dikembalikan yang intinya ada kesinambungan antara kimia dan organik sehingga tanah dan tanaman sehat,” ujarnya.
Bahan baku yang digunakan vigano pupuk hayati ini diantaranya telur, kecambah, tepung ikan, ada juga molase.
“Itu semua bahan yang bisa kita temukan dipasar bisa ditemukan daerah terdekat. Dan teknologinya kita bisa melayani,” katanya.
Dengan begitu lanjutnya sistem pertanian dan petani milenial bisa berkembang maju.