Harnas.id, Bogor – Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di lingkungan Pondok Pesantren Al Jamjami, Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, berujung tragis. Dua pelaku curanmor dipergoki oleh para santri saat beraksi, namun salah satu pelaku nekat melukai santri menggunakan senjata tajam.
Menurut keterangan para santri, pelaku berjumlah dua orang. Satu di antaranya berhasil kabur, sementara pelaku lainnya ditangkap setelah perlawanan sengit.
“Pelaku membawa senjata tajam dan melukai santri yang berusaha menangkapnya,” ungkap salah satu santri yang berada di lokasi kejadian.
Akibat insiden ini, lima santri mengalami luka, dengan satu di antaranya dalam kondisi kritis. Korban yang kritis menderita luka serius di kepala, bahu, dan lengan akibat tusukan senjata tajam, sehingga harus menjalani tindakan operasi.
“Empat santri lainnya sudah kembali ke pondok pesantren, tetapi satu santri masih dalam kondisi kritis dan dirawat intensif di rumah sakit,” ujar Syihab, pimpinan Pondok Pesantren Al Jamjami, yang juga menjadi korban luka akibat insiden ini.
Syihab turut menjadi sasaran kekerasan pelaku saat mencoba melerai. Meski mengalami luka, Syihab memastikan situasi di pesantren saat ini sudah kondusif, dan pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Terlebih, Syihab juga mengapresiasi keberanian para santri yang berusaha melindungi pesantren, meskipun harus menghadapi risiko tinggi. Ia juga mengimbau agar keamanan di pesantren ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa.
“Semoga ini menjadi pelajaran bagi semua. Keamanan harus lebih diperhatikan, dan kami meminta pihak berwenang untuk terus memantau lingkungan pesantren,” tutup Syihab.
Saat di konfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Cibinong AKP Yunli Pangestu menyatakan telah menerima laporan terkait insiden ini dan saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku yang lainya.
Seorang pelaku berinisial AH (35) nekat masuk ke pesantren untuk mencuri, namun aksinya terungkap oleh para santri yang sedang berjaga malam. Upaya melarikan diri berujung tragis, lima santri terluka akibat serangan membabi buta menggunakan senjata tajam.
“Kejadian bermula dari dugaan pencurian sebelumnya yang melibatkan kehilangan sejumlah barang seperti laptop, uang, dan kunci. Melalui rekaman CCTV, terlihat seseorang memasuki pesantren, memicu para santri untuk berjaga malam,” ungkap AKP Yunli Pangestu.
Pada Kamis, lanjut Akp Yunli, dini hari (12/12/2024), AH kembali masuk ke area pesantren, diduga untuk mencuri lagi. Namun, aksi tersebut langsung diketahui oleh para santri yang berjaga. Pelaku akhirnya dikepung, sementara rekannya berhasil melarikan diri.
“Di tas pelaku ditemukan barang bukti berupa obeng dan pisau. Merasa terdesak karena dikepung oleh para santri, pelaku menggunakan pisau untuk menyerang secara membabi buta, melukai lima santri,” jelasnya.
Chaerudin