Harnas.id, Jakarta – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Badan Karantina Indonesia (Barantin) meningkatkan pengawasan ketat di dua pelabuhan utama, yaitu Pelabuhan Merak, Cilegon, dan Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Langkah ini bertujuan untuk mencegah masuknya barang ilegal yang berpotensi merusak ekosistem, kesehatan masyarakat, serta ketahanan pangan nasional.
Pengawasan difokuskan pada pergerakan komoditas hewan, ikan, tumbuhan, serta produk pangan. Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menjelaskan bahwa seluruh fasilitas karantina di kedua pelabuhan telah dioptimalkan, termasuk petugas dan peralatan canggih seperti pemindai X-ray.
“Langkah ini kami ambil sebagai bagian dari pengawasan karantina untuk memastikan tidak ada penyelundupan komoditas yang dapat membahayakan masyarakat maupun lingkungan,” ujar Sahat pada Kamis (12/12/2024).
Sepanjang tahun 2024, Barantin mencatat sebanyak 58 kasus penyelundupan berhasil digagalkan di wilayah Banten, sementara 47 kasus lainnya terjadi di Lampung. Angka ini menunjukkan perlunya pengawasan ekstra menjelang periode libur panjang.
Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry, pergerakan penumpang di Pelabuhan Merak dan Bakauheni diperkirakan melampaui 3 juta orang selama periode Nataru tahun ini. Selain itu, volume kendaraan pribadi dan truk pengangkut barang juga diprediksi meningkat signifikan.
Barantin telah menyiapkan strategi khusus untuk menangani lonjakan ini. “Kami mengerahkan petugas yang siap siaga 24 jam untuk memastikan pemeriksaan berjalan lancar, mulai dari barang bawaan penumpang hingga muatan kendaraan,” tegas Sahat.
Selain menggunakan teknologi pemindai canggih, Barantin juga menjalin kerja sama dengan PT ASDP dan instansi terkait untuk menutup celah penyelundupan. Petugas akan memeriksa secara teliti truk pengangkut barang dan mengawasi kendaraan yang melintas.
Tidak hanya itu, Barantin juga mengajak masyarakat untuk turut berperan dalam pengawasan dengan melaporkan aktivitas mencurigakan. “Keamanan pangan adalah prioritas, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru,” tambah Sahat.
Sahat menekankan bahwa penyelundupan komoditas yang tidak melewati pemeriksaan karantina dapat membawa penyakit atau hama yang mengancam ketahanan pangan dan ekosistem Indonesia. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat merupakan langkah krusial untuk melindungi negara dari potensi kerugian besar.
Langkah strategis Barantin ini diharapkan dapat memastikan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, dan kelestarian ekosistem selama periode Nataru 2025. Dengan koordinasi yang solid dan pengawasan maksimal, Barantin berkomitmen menjaga stabilitas serta kenyamanan perjalanan masyarakat.