Harnas.id, Depok – Dukung Konsep Hulu-Hilir untuk Ketahanan Pangan Dapur Kebayunan, salah satu mitra mandiri Badan Gizi Nasional (BGN), kini menjadi pusat produksi makanan bergizi gratis (MBG) dengan kapasitas 16.203 porsi setiap hari. Dapur ini memiliki lima unit operasional di satu lokasi yang terintegrasi, berlokasi di Kecamatan Tapos dan Harjamukti, Kota Depok.
Paket MBG ini didistribusikan ke 39 institusi pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA, serta untuk ibu hamil dan menyusui. Berikut rincian penerima manfaat MBG:
- PAUD: 2 sekolah
-
TK/RA: 3 sekolah
-
SD/MI: 20 sekolah
-
SMP/MTS: 8 sekolah
-
SMA/SMK/MA: 6 sekolah
Total distribusi ini membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dan masyarakat sekitar, sehingga menciptakan dampak positif jangka panjang bagi kesehatan dan pendidikan.
Dapur Kebayunan didirikan di atas lahan seluas 2.500 m² dengan luas bangunan 5.000 m². Mengusung konsep hulu-hilir, dapur ini bermitra dengan yayasan setempat untuk membina petani lokal di wilayah Tapos dan Harjamukti. Sayuran yang dihasilkan oleh petani binaan diserap langsung untuk kebutuhan produksi dapur.
“Kami mengutamakan bahan baku dari petani binaan kami. Jika stok tidak mencukupi, kami membeli dari pedagang kecil di pasar sekitar. Ke depannya, kami juga berencana membina peternak lokal,” ujar Novia Ayu, Kepala Dapur Kebayunan.
Dapur Kebayunan melibatkan sekitar 250 tenaga kerja lokal, termasuk chef, helper kitchen, packer, sopir, dan asisten lapangan. Seluruh pekerja direkrut dari masyarakat sekitar dengan proses seleksi yang ketat, termasuk pemeriksaan kesehatan, SKCK, dan KTP lokal.
Proses operasional diawasi oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dan Satuan Pengawasan dan Pengendalian Gizi (SPPG) yang ditempatkan oleh BGN. Setiap dapur juga didukung oleh dua SPPI, satu ahli gizi, dan satu akuntan.
Dapur Kebayunan menerapkan standar keamanan dan kebersihan yang sangat ketat. Akses masuk hanya melalui satu pintu, dengan prosedur ketat mulai dari absensi fingerprint, ruang ganti pakaian, hingga penggunaan seragam lengkap seperti hairnet, masker, sarung tangan, dan sepatu khusus.
Selain itu, kawasan dapur bebas rokok dan dilengkapi alat pemadam kebakaran untuk memastikan keamanan. Untuk mencegah risiko alergi makanan, ahli gizi BGN terlebih dahulu melakukan survei di sekolah-sekolah guna memetakan alergi anak-anak sebelum pendistribusian makanan.
Dengan operasional yang terintegrasi dan dukungan berbagai pihak, Dapur Kebayunan berhasil menghadirkan makanan bergizi yang aman dan sehat bagi masyarakat. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Depok.