
Harnas.id, SILANGIT — Sistem perairan di Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi pada akhir November lalu. Bencana yang melanda pada 25 November tersebut mengakibatkan kantor PDAM porak-poranda, sementara jaringan perpipaan di sumber mata air rusak berat diterjang material longsor.
Akibatnya, layanan air bersih di 15 kecamatan se-Tapanuli Tengah terdampak, tidak hanya di wilayah yang dilanda banjir bandang, tetapi juga kawasan lain yang secara langsung tidak terdampak bencana. Warga pun kesulitan memperoleh pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Merespons kondisi darurat tersebut, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki. Direktur PDAM Mual Nauli Tapanuli Tengah, Masril Tua Rambe, mengatakan pendistribusian air bersih dilakukan tidak hanya untuk pelanggan PDAM, tetapi juga bagi masyarakat umum.
“Distribusi air bersih ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat yang membutuhkan, tidak terbatas pada pelanggan PDAM,” ujar Masril.
Saat ini, pemerintah daerah mengerahkan enam unit mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum serta satu unit mobil tangki dari BNPB. Dukungan juga datang dari berbagai organisasi kemanusiaan, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) dan lembaga sosial lainnya.
Mobil-mobil tangki air tersebut dioperasikan 24 jam penuh untuk memenuhi kebutuhan air di rumah sakit, dapur umum, lokasi pengungsian, hidran umum, serta permukiman warga. Para petugas dibagi ke dalam tiga sistem piket agar distribusi dapat berjalan tanpa henti.
Setiap unit mobil tangki berkapasitas 4.000 liter mengambil air dari sumber mata air di kawasan pegunungan Sihaporas. Air kemudian didistribusikan sesuai rute yang telah ditentukan untuk mengisi 25 hidran umum, masing-masing dengan kapasitas tampung sekitar 2.000 liter.
Secara paralel, upaya perbaikan jaringan perpipaan di wilayah hulu terus dilakukan agar sistem distribusi air bersih dapat segera kembali normal. Namun, proses perbaikan masih menghadapi sejumlah kendala, terutama medan yang sulit akibat longsor serta kondisi cuaca yang kerap hujan.
“Hingga Jumat (19/12), beberapa wilayah seperti Kecamatan Manduamas, Barus, Sorkam, dan Sosorgadong mulai mendapatkan aliran air kembali. Namun kualitas air masih keruh dan hanya dapat digunakan untuk mandi dan mencuci, belum layak untuk konsumsi,” jelas Masril.
Sementara itu, BNPB terus menjaga sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah serta berbagai pihak terkait guna mempercepat penanganan darurat bencana di Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Penanggulangan bencana adalah kerja bersama. Dengan semangat gotong royong, proses pemulihan di Sumatra diharapkan dapat segera terlaksana secara bertahap,” demikian keterangan BNPB.
Editor: IJS










