Kota Bogor, Harnas.id – Akademisi dari Universitas Paramadina, Egi Abdul Mugni mengingatkan penyelenggara pemilu agar tidak bermain mata dalam penetapan pleno suara tingkat Kecamatan hingga Kota.
Hal itu ia sampaikan menyoroti banyaknya suara peserta pemilu yang tiba-tiba hilang saat hendak diplenokan di tingkat Kecamatan di Kota Bogor.
Egi menyebut, main mata antara penyelenggara dengan peserta pemilu akan menjadi bumerang untuk kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilu di Indonesia.
“Jual-beli atau hilangnya suara saat penetapan pleno seperti sudah menjadi rahasia umum. Ini jangan dibiarkan karena akan menjadi gejolak di masyarakat,” kata dia pada Rabu (21/2).
Ia meminta peserta pemilu untuk amanah mengawal suara peserta pemilu yang sudah diberikan masyarakat kepada mereka lewat sistem yang demokratis.
“Dalam demokrasi, suara rakyat adalah suara penentu dipercaya atau tidaknya calon pemimpin mereka. Ini jangan dimainkan, kepercayaan masyarakat akan hilang jika permainan mata penyelenggara dan peserta pemilu terus dibiarkan, papar dia.
Mahasiswa Magister Komunikasi Politik ini mengaku, penyelenggara pemilu adalah ujung tombak terakhir baik atau tidaknya sistem demokrasi di Indonesia.
“Kalau penyelenggaranya saja bisa dimainkan, bagaimana kualitas calon pemimpin masa depan. Sekali lagi saya ingatkan penyelenggara untuk berhati-hati menjaga mandat rakyat,” tutup dia.
Laporan : Genta