CARINGIN, Harnas.id – Kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan disejumlah fasilitas umum masih saja terjadi, seperti di trotoar jalan, jembatan hingga bantaran sungai. Seperti di bantaran sungai Cisadane, tepatnya di Kampung Cikalang, Desa Muarajaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor yang tak luput menjadi sasaran pembuangan sampah.
“Ya lihat saja banyak sampah menumpuk akibat ulah masyarakat yang mengabaikan pentingnya kebersihan. Harusnya mereka tidak membuang sampah di lokasi,” ujar Asep Makmun, warga sekitar seraya menunjuk ke arah tumpukan sampah di lokasi, Minggu (18/12/2022).
Ia menduga, sampah tersebut berasal dari warga luar yang sengaja membuangnya ke lokasi saat kondisi sepi atau malam hari. Kata dia, situasi jalan setapak di tepi sungai yang sepi terutama saat malam hai membuat warga leluasa membuang sampah ke lokasi.
Bahkan kata dia, sampah tak hanya menumpuk di satu titik lokasi saja, namun juga menumpuk disejumlah titik lainnya disepanjang bantaran sungai Cisadane.
“Justru itu, para pembuang sampah jadi makin liar. Mereka membuang sampah seenaknya saja, semau mereka saja. Bukannya menjaga lingkungan, malah mencemarinya,” cetusnya.
Anshori, warga lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Selain di bantaran sungai, sampah nampak berserakan di tepi aliran sungai tersangkut di semak belukar. Menurutnya sampah tersebut umumnya berasal dari sampah rumah tangga.
“Bahkan saya sering melihat warga yang kedapatan membuang sampah ke aliran sungai di jembatan. Ya ada juga yang terang – terangan membuangnya saat siang hari,” tandasnya.
Sementara itu, M Ilyas Zaenal Abidin, salah satu pengelola operator rafting menuturkan. Selama ini pihaknya kerap berkolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk pegiat lingkungan melakukan kegiatan Operasi Bersih Sungai (OBS), sebuah kegiatan rutin membersihkan sampah disepanjang aliran sungai.
“Sudah berjalan sejak lama, malah sudah menjadi kegiatan rutin. Tapi karena mungkin tingkat kesadaran masyarakat masih minim, sampah terus menerus bertambah,” terangnya.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan pengelola rafting lainnya untuk kembali melakukan aksi serupa dalam skala kegiatan yang jauh lebih besar.
“Tentunya tidak cukup melalui kegiatan yang bersifat seremonial saja. Tapi memang semua pihak harus turut terlibat, jika perlu ada satgas khusus penanganan sampah hingga di tingkat terkecil,” pungkas Jay, sapaan akrabnya. (*)