Harnas.id, JAKARTA – DPP GAMKI bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggelar Konsultasi Nasional dan Pelatihan Fasilitator Perempuan selama empat hari, 4–7 Desember 2025. Kegiatan resmi dibuka di NT Tower, Jakarta, sebelum para peserta melanjutkan rangkaian pelatihan inti di Wisma Kinasih, Bogor, Jawa Barat.
Dalam renungan pembuka, aktivis perempuan Lilly Danes menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan masih terjadi akibat kuatnya diskriminasi gender di masyarakat. Padahal, nilai-nilai keagamaan mengajarkan kesetaraan tanpa memandang gender, status sosial, suku, maupun latar belakang lainnya. Ia menekankan bahwa setiap individu harus berani menolak setiap bentuk diskriminasi.
Data menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih tinggi. Sepanjang Januari–Oktober 2025, tercatat 25.194 kasus, mayoritas terjadi di lingkungan rumah tangga dengan motif ekonomi. Fakta ini memperlihatkan bahwa pelaku kekerasan kerap berasal dari orang terdekat korban.
Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Komdigi, Marroli Jeni Indarto, menambahkan bahwa lingkungan sosial, termasuk penggunaan media sosial yang tidak bijak, turut berkontribusi pada maraknya kekerasan berbasis gender. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih selektif dan kritis dalam menyaring konten negatif di dunia digital.
Sekretaris Umum DPP GAMKI, Alan Christian Singkali, mengapresiasi dukungan luas terhadap kegiatan ini, terlihat dari kehadiran peserta yang berasal dari berbagai lembaga, komunitas, dan wilayah Indonesia.
Ketua Panitia, Tri Ombun Sitorus, menjelaskan bahwa sekitar 400 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka akan mendapatkan berbagai materi, seperti Pengenalan Diri & Pemberdayaan, Ethics of Care, Kepemimpinan Perempuan Lintas Aras, Advokasi Psikologis dan Hukum, Jurnalistik untuk Advokasi Perempuan, Dare to be Feminist Trainer, hingga Inovasi Program Perempuan.
Pelatihan akan berlangsung di Kinasih, Caringin, Kabupaten Bogor, mulai Jumat (5/12/2025) hingga Minggu (7/12/2025).











