Harnas.id, Bogor – Blusukan di Kampung Ardio, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, membuat calon wakil wali kota Bogor nomor urut 5, Eka Maulana semakin optimis untuk membangun Kota Bogor.
Hal itu lantaran di kegiatan sapa warga (blusukan), banyak aspirasi dan juga keluhan yang didapat Eka Maulana mulai soal biaya pendidikan sekolah swasta yang mahal, hingga banyaknya pengangguran di kampung tersebut.
Bahkan ditengah blusukannya, Eka Maulana bertemu seorang nenek berusia 80 tahun. Nenek itu pun mencurahkan keluhan kesehatan yang dialaminya. Sang nenek mengaku tengah sakit dibagian dada dan tidak kunjung sembuh.
Kemudian, dia tidak berani berobat ke rumah sakit karena kartu BPJS Kesehatan (mandiri) yang dimilikinya tidak bisa dipakai lantaran menunggak.
“Saya lagi sakit, ini (di bagian dada) ga sembuh-sembuh. Mau berobat takut, karena BPJS-nya ga bisa dipakai. Buat biaya sehari-hari juga pas-pasan,” ucap sang Nenek kepada Eka Maulana sembari menunjukkan rasa sakit di dadanya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Mendengar keluhan tersebut, Eka mengatakan, bahwa pihaknya akan berupaya untuk mencari solusinya. Kemudian, permasalahan yang dialami sang nenek itu lantaran BPJS nya mandiri dan sudah tidak sanggup lagi untuk membayar perbulannya.
“Memang sebagian orang menganggap iuran BPJS Kesehatan tidak begitu mahal, tapi bagi si nenek mahal. Nah, ketika menunggak kemudian dia sakit dan berobat ke rumah sakit, ternyata tidak bisa langsung ditangani dengan alasan harus melunasi dulu BPJS-nya, sedangkan si nenek ini tidak punya uang,” kata Eka di sela blusukan di Kampung Cibogor.
Eka melanjutkan, dengan ditemukannya kasus yang terjadi di Cibogor ini maka sebagai solusinya ialah cukup menggunakan KTP (kartu tanda penduduk) dan hal tersebut menjadi salah satu program yang dimiliki pasangan Dokter Rayendra dan Eka Maulana.
“Jadi kedepannya cukup menggunakan KTP (Kota Bogor), tidak ada alasan lagi masyarakat tidak ditangani oleh rumah sakit. Semua rumah sakit harus menanganinya dan masyarakat cukup menunjukkan KTP,” ujar dia.
Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa program pembangunan alun-alun di perkampungan bisa diterapkan di wilayah Cibogor tersebut. Sebab, setelah berkeliling dirinya melihat ada lahan yang mencukupi untuk pembangunan alun-alun.
“Tinggal kita diskusi dengan masyarakat dan juga pengurus RT/RW setempat. Intinya, di tempat ini memungkinkan untuk kita bangun alun-alun mini yang ada di setiap perkampungan. Tujuannya, kita ingin ditengah majunya teknologi ini dan manusia sebagai makhluk sosial masih tetap bisa berkomunikasi secara langsung dengan berkumpul dan tentunya diisi dengan kegiatan yang positif,” pungkasnya. (*)