Kondisi rumah warga Desa Air Keruh, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu setelah diterjang banjir bandang Senin (5/10/2020) | ANTARA

HARNAS.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu menetapkan status siaga setelah empat wilayah di provinsi ini dilanda banjir beberapa hari lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bengkulu Rusdi Bakar mengatakan, empat wilayah yang mengalami banjir yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara.

“Sekarang statusnya masih siaga, kalau peningkatan status tanggap darurat itu kewenangan kepala daerah masing-masing dan untuk menetapkan itu tentu ada kajian-kajian,” kata Rusdi Bakar di Bengkulu, Selasa (6/10/2020).

Dia menjelaskan, hampir seluruh daerah di Bengkulu berpotensi mengalami banjir dan tanah longsor, terlebih curah hujan meningkat pada bulan Oktober hingga Desember. Meski begitu, Rusdi memastikan persediaan bahan makanan untuk tanggap bencana masih cukup dan telah didistribusikan ke seluruh BPBD kabupaten dan kota di Bengkulu.

“Curah hujan di Bengkulu pada Oktober hingga Desember itu termasuk tertinggi, jadi potensi terjadinya banjir itu ada di seluruh daerah,” ujar Rusdi seperti dikutip Antara.

Ia menyebut, masih ada warga yang berada di pengungsian, khususnya warga di Kabupaten Seluma setelah banjir bandang menerjang daerah itu Senin (5/10) malam. Namun Rusdi mengaku belum dapat memastikan jumlah korban terdampak bencana banjir tersebut sebab ia masih menunggu laporan dari BPBD kabupaten.

Sementara itu, Koordinator Tanggap Darurat Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Bengkulu MS Akhiry menyebut, 133 warga mengungsi setelah banjir bandang menerjang Desa Air Keruh, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Menurut dia, banjir bandang itu mengakibatkan 37 rumah rusak dan dua jembatan gantung putus. Selain itu, tiga bangunan fasilitas umum rusak, termasuk kantor desa setempat.

“Sekarang 133 jiwa itu mengungsi di rumah-rumah warga yang trumahnya tidak rusak dan dari 37 rumah itu ada lima rumah yang rusak berat dan satu rumah hanyut terseret arus banjir,” jelas Akhiry.

Ia menambahkan, banjir bandang itu disebabkan meluapnya air sungai Air Keruh setelah diguyur hujan deras sejak Senin (5/10) malam. Luapan air sungai itu menyebabkan ketinggian air di kawasan pemukiman warga mencapai satu hingga 1,5 meter.

“Sekarang air sudah surut dan warga dengan bergotong royong mulai membersihkan rumah-rumah mereka,” kata Akhiry.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini