HARNAS.ID-Walikota Depok, Mohammad Idris memaparkan inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terkait hasil aksi koordinasi, intervensi dan integrasi (konvergensi) stunting di Kota Depok pada agenda Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kota Depok Tahun 2021 di Ruang Rapat Edelweis Lantai 5, Selasa (05/07/2022). Usai memberikan paparan, Idris mengatakan, Kota Depok telah memenuhi 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kota Depok sebagai penilaian kinerja yang rutin dilakukan tiap tahun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).
“Dari delapan aksi konvergensi penurunan stunting sudah kami (Kota Depok) jalankan, karena ini amanat undang-undang dan peraturan pemerintah,” kata Idris.
Adapun 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting yang telah dijalankan Kota Depok, di antaranya, analisis situasi, rencana, kegiatan, rembuk stunting, peraturan bupati/wali kota tentang peran desa. Kemudian, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting dan reviu kinerja tahunan.
“Yang disoroti inovasi dan juga masalah kepesertaan anak-anak dalam partisipasi anak dan juga stakeholder khususnya lembaga profesi termasuk akademisi, itu yang menjadi catatan mereka bagus,” tuturnya.
Dirinya pun menargetkan zero (nol) stunting pada tahun 2024. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka menekan angka stunting di Kota Depok, salah satunya inovasi program Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D’Sunting Menara).
Dia mengungkapkan, prevalensi balita stunting di Kota Depok tahun 2021 yaitu 3,50 persen. Pada tahun 2022 menunjukkan penurunan angka menjadi 3,42 persen, sehingga masuk kategori rendah.
“Sesuai target RPJMD Kota Depok 2021-2026 prevalensi stunting 4,70 persen. Tapi kami mendorong 2024 nol kasus stunting,” ujarnya.
“Artinya nol kasus berdasarkan data yang sedang kami tangani saat ini. Oleh karena itu pencegahannya harus diperkuat,” tuturnya.
Idris pun meminta camat dan lurah sebagai kaki tangan Pemerintah Kota agar aktif berkolaborasi dengan stakeholder di wilayah untuk mengoptimalkan program penanganan stunting. Tentu menyukseskan program D’Sunting Menara dengan berbagai kegiatannya, seperti Sistem Edukasi Mobil Ramah Anak (Simora) dan Ocan Bananas Ojek Cantik yang membawa makanan anak-anak (balita) stunting.
“Saya akan menyelenggarakan kemping remaja. Di sana mereka akan menyampaikan aspirasinya seperti apa, sehingga penganggaran 2023 akan semakin meningkat untuk anak-anak. Karena, isu pemuda akan menjadi isu yang akan kita angkat karena didominasi kependudukan di Kota Depok adalah usia pemuda sebesar 63 persen, usia 20, 18 hingga 50 tahun,” tutup Idris.
Editor: Sidharta Aria Agung