Harnas.id, Banyuwangi – Sebanyak empat pelabuhan pengumpan regional yang telah dihibahkan pemerintah pusat ke Provinsi Jawa Timur mulai dikembangkan. Pelabuhan tersebut diantaranya ialah Paciran, Banyuwangi, Sapeken dan pelabuhan Kangean dibawah Dinas Dinas Perhubungan Jatim.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, menuturkan, pembangunan pelabuhan wilayah Selatan Jatim ini berseiring progres pembangunan Jalan Pantai Selatan (Pansela) dari Pacitan ke Banyuwangi. Sehingga aksestabilitas dan konektivitas wilayah selatan Jatim bukan hanya melalui jalur darat tetapi juga jalur laut.
Nyono menaruh harap, perekonomian di wilayah selatan Jatim bisa lebih berkembang sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat.
“Kami juga menyiapkan beberapa pelabuhan pengumpan nasional di wilayah selatan Jatim untuk diturunkan statusnya menjadi pelabuhan pengumpan regional, sehingga kewenangannya bisa dialihkan ke provinsi Jatim,” ujar kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono, Selasa (12/11) seperti dikutip dari radarsurabaya.
Nyono melanjutkan, di Prigi pihaknya telah membangun. Lalu di Gelon Teluk Pacitan sudah diturunkan dari Pelabuhan Nasional ke Pelabuhan Pengumpan Regional.
“Mudah-mudahan tahun ini turun sehingga tahun depan bisa kita bangun,” terang Nyono.
Berikutnya di Sendang Biru Malang Selatan, tengah dilakukan feasibility study (FS) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Kemudian di Jeni Jember juga sudah dilakukan FS dan Amdal serta sudah dikordinasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Keempat pelabuhan perintis baru itu nantinya akan kita link dengan Pelabuhan Boom dan Pelabuhan Tanjung Wangi,” ujarnya.
Pembangunan pelabuhan-pelabuhan ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat untuk men-shortcut (jalan pintas) jalur pelayaran di Pulau Jawa
Sehingga bisa menekan biaya tracking yang berdampak pada harga komoditas menjadi mahal sehingga kurang memiliki daya saing di pasar akibat harga yang terlalu mahal.
“Inilah yang kita siapkan, supaya ada pintu gerbang selatan atau pelayaran perintis selatan Jawa. Ini juga menjadi program pemerintah pusat untuk menshortcut jalur pelayaran,” ungkap Nyono.
Dia mencontohkan, wilayah Bali yang berkembang pesat adalah Denpasar atau bagian selatan Bali yang berdekatan dengan Jember. Oleh karena itu, di Jember akan dibangun pelabuhan.
“Kalau harus lewat pelabuhan di wilayah Utara yang melayani tentu akan minmbulkan high cost logistic di biaya tracking sehingga akan menempel di harga barang itu menjadi mahal. Sehingga kurang laku di pasar akibat kalah bersaing harganya,” jelasnya.
Gerak cepat dan jemput bola untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayah Selatan Jatim terus diupayakan oleh Pemprov Jatim dengan membangun sinergi yang baik dengan kabupaten/kota maupun pusat berseiring dengan pembangunan jalur Pansela.
“Makanya jalan Pansela harus terus kita dorong percepatan penyelesaiannya. Sebab mana mungkin transportasi keluar masuk ke pelabuhan bisa berjalan dengan baik jika jalur daratnya belum ada. Jadi back bone-nya itu Pansela,” tegas Nyono.
Menurutnya, dengan kondisi seperti sekarang, provinsi Jatim ekonominya mampu tumbuh sekitar 4,98 persen atau paling tinggi dibanding provinsi lain yang ada di pulau Jawa.
Apalagi kalau wilayah Selatan Jatim bangkit, maka pertumbuhan ekonomi Jatim diyakini bisa melesat kisaran 5-6 persen.
Wilayah selatan Jatim kaya akan tambang mineral seperti emas di Tumpang Pitu Banyuwang yang sudah dieksplor.
“Kemudian perkebunan dan kehutanan, lalu perikanan seperti tuna yang tentunya perlu diangkut di luar daerah sehingga membutuhkan aksesibilitas dan konektivitas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Jatim Abdul Halim mengatakan, terkait pembahasan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2025, Dishub Jatim memang mengusulkan tambahan anggaran untuk pemeliharaan (maintenance) sarana dan prasarana di empat pelabuhan pengumpan regional tersebut.
Apalagi, untuk saat ini Pemprov Jatim juga sudah menempatkan pegawai untuk operasional pelabuhan pelabuhan tersebut.
“Rata-rata pelabuhan pengumpan regional itu dibangun pemerintah pusat sekitar tahun 1990-an sehingga banyak yang perlu diperbaiki dan kan kita support,” ujar politisi Gerindra ini.
Lebih lanjut Halim mengatakan, pelabuhan pengumpan regional yang ada di Jatim berjumlah sekitar 15 tersebar di berbagai daerah.
Namun ada kabupaten/kota dan provinsi mengajukan permohonan supaya statusnya diturunkan dan dikabulkan sehingga pelabuhan tersebut bisa dioperasikan oleh pemda/pemprov.
“Baru ada empat pelabuhan pengumpan regional yang sudah diserahkan pusat kepada provinsi Jatim,” pungkasnya.
Sumber : radarbanyuwangi
Editor : Edwin S