Pimpin Rapat Kordinasi Bareng Para Kepala Desa, Ini yang Dibahas Camat Sukamakmur

Rapat Kordinasi (Rakor) bersama para Staff, para Kepala Desa dan unsur Muspika yang ada di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Rabu, (04/09/2024).

Harnas.id, Bogor – Berlokasi di Aula Kantor Sementara Kecamatan Sukamakmur, Camat Bakri Hasan, menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) bersama para Staff, para Kepala Desa dan unsur Muspika yang ada di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Rabu, (04/09/2024).

Dalam agenda Rakor yang dilangsungkan di Kantor Kecamatan Sukamakmur, dipimpin langsung oleh Bakri, yang membahas beberapa agenda dan persoalan yang ada di wilayah kecamatan Sukamakmur.

Dalam pemaparannya, Bakri menyebut ada tiga strategi untuk melakukan skema percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kecamatan Sukamakmur, yakni melalui penurunan beban pengeluaran masyarakat.

“Kurangi beban pengeluaran antara lain pastikan masyarakat miskin, terutama miskin ekstrem mendapatkan perlindungan, bantuan, dan jaminan sosial sehingga beban pengeluarannya bisa diminimalisasi,” kata Bakri.

Kedua, lanjut Bakri, dengan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dengan mempermudah aksesibilitas terhadap permodalan dan izin usaha.

Ini mendorong pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sehingga masyarakat miskin tidak banyak yang lari ke bank emok atau rentenir.

“Jadi yang miskin harus diberikan kemudahan untuk mengakses lembaga-lembaga keuangan formal. Karena itu kita akan fasilitasi juga masyarakat miskin agar literate, kemudian punya persyaratan-persyaratan minimal untuk usaha serta memiliki NIB,” ujarnya.

“Kita akan siapkan dan akselerasi sehingga yang miskin bisa mengakses keuangan formal, berbasis syariah, yang tentu dengan jasa yang murah dan sangat kompetitif. Insyaallah, yang miskin bisa meningkatkan pendapatannya,” sambungnya.

Dilanjut yang ketiga, meminimalkan wilayah kantong kemiskinan melalui kolaborasi bersama program strategis di Desa maupun di Kecamatan.

Sedangkan untuk penurunan tengkes (stunting), Bakri menyebut dua strategi sederhana yang harus terus rutin diupayakan di lapangan.

Pertama, sebelum kelahiran pada ibu hamil, pastikan ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah, juga memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal enam kali serta mendapatkan protein hewani seperti telur, daging, ikan, dan susu.

Kemudian yang kedua, setelah kelahiran, sasarannya adalah balita 0-6 bulan untuk dipastikan mendapatkan ASI eksklusif.

Balita 7-24 bulan supaya dipastikan selain mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP ASI), juga protein hewani.

“Saya kira sederhana saja, tapi yang menjadi sulit adalah eksekusinya dan itu butuh komitmen dari pihak terkait juga. Ayo kita bareng-bareng eksekusi,” ajaknya.

Bakri juga menuturkan, dengan penanganan mulai dari hulu sampai hilir, yaitu mulai dari remaja, pasangan usia subur/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan, maka kemiskinan dan stunting di Kecamatan Sukamakmur bisa menurun signifikan.

“Entaskan kemiskinan, wujudkan zero new stunting. Insyaallah, angka kemiskinan dan stunting di Kecamatan Sukamakmur akan menurun. Oleh karena itu bersama-sama, kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi,” pungkasnya.

Laporan : Chaerudin Ibenk