Presiden Prabowo Dorong THR untuk Mitra OJOL, Janji Kampanye Jadi Kenyataan

Muhammad Sirod, fungsionaris Kadin. Foto: IST

Harnas.id, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah konkret dalam mewujudkan janji kampanyenya dengan mendorong perusahaan ojek online (OJOL) memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi mitra mereka menjelang Idul Fitri 2025. Senin, (10/03/2025)

Kebijakan ini mendapat sorotan luas, termasuk dari Muhammad Sirod, fungsionaris Kadin Pusat, yang menilai inisiatif ini sebagai bukti nyata bahwa janji kampanye Prabowo bukan sekadar retorika.

Muhammad Sirod mengapresiasi kebijakan tersebut dan menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk penghargaan bagi para mitra OJOL yang telah berkontribusi besar dalam mendukung mobilitas masyarakat.

“Saya melihat kebijakan ini sebagai bentuk penghargaan yang sangat penting bagi mitra OJOL. Janji yang disampaikan Prabowo saat kampanye 2023 kini diwujudkan dalam kebijakan konkret yang meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar Sirod dengan nada optimis.

Menurutnya, pemberian THR ini juga mencerminkan nilai gotong royong dan solidaritas dalam model ekonomi berbasis kemitraan yang khas di Indonesia.

“Di Indonesia, tunjangan hari raya bukan hanya soal uang, tapi juga simbol solidaritas. Ini adalah bentuk kepedulian yang jarang ditemukan di negara lain,” tambahnya.

Sirod juga menyoroti perdebatan mengenai status kemitraan OJOL. Ia menegaskan bahwa memaksa mitra menjadi karyawan tetap bukanlah solusi yang ideal, mengingat fleksibilitas adalah faktor utama dalam model bisnis sharing economy yang diadopsi oleh platform transportasi online.

“Mengubah status mitra menjadi karyawan tetap justru tidak sesuai dengan logika bisnis global saat ini. Startup berbasis teknologi membutuhkan fleksibilitas agar tetap bisa beradaptasi dan berkembang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sirod menekankan bahwa peran besar perusahaan seperti GOJEK dan GRAB dalam menyediakan solusi mobilitas tidak bisa diabaikan. Menurutnya, kehadiran platform transportasi online telah membantu pemerintah menyesuaikan diri dengan disrupsi teknologi di industri transportasi.

“Tanpa mereka, pemerintah akan lebih kesulitan dalam beradaptasi terhadap perubahan teknologi di sektor transportasi publik. Maka, kolaborasi antara pemerintah dan swasta sangat penting dalam menciptakan solusi yang efektif,” tuturnya.

Tak hanya mitra OJOL, Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi kepada pekerja di sektor logistik, seperti messenger dan delivery man, yang menjadi tulang punggung distribusi barang di Indonesia.

“Mereka adalah pekerja keras yang berperan besar dalam menjaga rantai distribusi barang di tanah air. Pengakuan ini sangat berarti dalam mendorong pertumbuhan industri logistik,” kata Sirod.

Muhammad Sirod percaya bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari transformasi ekonomi digital yang lebih inklusif, di mana kesejahteraan pelaku usaha mikro dan pekerja mandiri juga menjadi perhatian pemerintah.

“Kita sedang melihat perubahan paradigma, di mana kebijakan pemerintah tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keadilan sosial bagi seluruh pelaku ekonomi digital,” ujarnya.

Dengan harapan kebijakan ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat semangat kebersamaan, Sirod menutup wawancaranya dengan optimisme.

“Langkah konkret seperti ini harus menjadi inspirasi bagi sektor lainnya agar kita semua bisa bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan berdaya saing,” pungkasnya.

Chaerudin