Ramai Isu Petisi Direksi, Sejumlah Karyawan Tirta Pakuan Akui Namanya Dicatut

Perumda Tirta Pakuan. Foto: Istimewa
Perumda Tirta Pakuan. Foto: Istimewa

Harnas.id, BOGOR – Beredar kabar dari lingkungan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, terkait adanya ratusan pegawai membuat petisi permintaan agar pemilihan direksi dilakukan secara terbuka.

Sekadar informasi, masa jabatan Direksi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor dalam waktu dekat akan berakhir, tepatnya di akhir tahun atau Desember 2025 mendatang.

Adapun, jabatan yang berakhir ini berlaku mulai dari Direktur Utama, Direktur Umum dan Direktur Teknik.

Berdasar kabar yang diperoleh, petisi ditandatangani sebanyak 250 pegawai Perumda Tirta Pakuan itu kemudian sudah diserahkan langsung ke Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.

Kemudian, isi dari petisi ini meminta agar pemilihan Direksi dilaksanakan secara terbuka atau melalui proses seleksi, dengan tujuan mendapatkan Direksi yang profesional, amanah dan terbaik di semua bidang.

“Kami perwakilan Pegawai Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor mendukung agar pemilihan Direksi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor periode 2025-2030 dilaksanakan melalui tata cara pembentukan panitia seleksi (pansel) seperti pemilihan direksi periode sebelumnya supaya menghasilkan direksi yang profesional, unggul di semua bidang, amanah, berkualitas dan terbaik,” tulis petisi yang tertanggal 4 September 2025 itu.

Namun, dari ratusan tandatangan petisi yang diklaim oleh karyawan, ternyata diduga sebagian besar ada yang ditulis tanpa persetujuan karyawan.

“Nama saya ada di dalam petisi itu. Tapi, saya belum pernah diminta untuk tandatangan atau persetujuan dari yang menggagas petisi. Bahkan, saya tidak tahu siapa yang mengedarkan surat tersebut,” ujar salah seorang karyawan Perumda Tirta Pakuan, yang minta identitasnya dirahasiakan, kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Tak hanya dirinya, banyak juga nama karyawan lain yang merasa tidak dilibatkan atau diajak bicara namun dicantumkan dalam petisi.

“Kalau saya secara pribadi, mau siapapun yang memimpin perusahaan ini asalkan telah melalui mekanisme yang ada, serta tidak melanggar aturan, tentu akan mendukung agar pelayanan perusahaan kepada pelanggan atau masyarakat bisa lebih baik lagi. Sebenarnya, gaya-gaya seperti ini (membuat petisi) tidak diperlukan dalam kondisi sekarang. Serahkan saja kepada Wali Kota Bogor dan jajarannya akan bagaimana Perumda Tirta Pakuan ini ke depannya. Yang terpenting bagi kita sebagai karyawan adalah bekerja maksimal,” papar dia.

Sedangkan, Manager Pelayanan Pelanggan dan Humas Perumsa Tirta Pakuan, Sonny Hendarwan saat dikonfirmasi menjelaskan, soal adanya beberapa pemberitaan di media online terkait petisi karyawan, sampai saat ini belum ada arahan untuk bagian Humas dari pimpinan (direksi) dalam menyikapinya.

“Belum bisa bicara banyak. Mungkin itu saja yg bisa kami sampaikan,” singkat Sonny.

Editor: IJS