Harnas.id, Bogor – Nyekar adalah tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya menjelang bulan Ramadan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan arwah leluhur serta membersihkan makam sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal dunia.
Makna Tradisi Nyekar
Tradisi nyekar memiliki makna spiritual yang mendalam, yaitu:
• Menghormati Leluhur – Nyekar menjadi wujud penghormatan kepada orang tua, kakek-nenek, atau kerabat yang telah meninggal dunia.
• Mengirim Doa dan Pahala – Umat Islam percaya bahwa doa dari keluarga yang masih hidup dapat memberikan ketenangan bagi arwah di alam kubur.
• Mengingat Kematian – Tradisi ini juga mengingatkan manusia tentang kematian sehingga mendorong untuk lebih meningkatkan ibadah menjelang Ramadan.
Sejarah dan Asal-usul Nyekar
Nyekar berasal dari kata “sekar,” yang dalam bahasa Jawa berarti bunga. Dahulu, masyarakat membawa bunga sebagai simbol kesucian saat ziarah kubur. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha dan terus berkembang setelah masuknya Islam ke Nusantara.
Dalam ajaran Islam, ziarah kubur dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah karena itu dapat mengingatkan kalian pada kematian.” (HR. Muslim)
Prosesi Nyekar Menjelang Ramadan
• Membersihkan Makam – Keluarga datang untuk membersihkan makam dari rumput liar, debu, dan kotoran.
• Tabur Bunga dan Siram Air – Sebagian masyarakat menaburkan bunga dan menyiram air di atas makam sebagai simbol kesegaran dan penghormatan.
• Membaca Doa dan Yasin – Keluarga berkumpul membaca Surah Yasin dan tahlil untuk mendoakan almarhum.
• Mengenang dan Mendoakan – Setelah berdoa, keluarga sering berbagi kisah dan mengenang kebaikan almarhum agar tetap menjadi teladan bagi generasi berikutnya.
Wilayah yang Masih Melestarikan Tradisi Nyekar
Tradisi nyekar masih dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti:
• Jawa Tengah & Jawa Timur – Nyekar disebut juga nyadran, biasanya diadakan secara massal di makam keluarga atau makam wali.
• Sunda (Jawa Barat) – Masyarakat Sunda mengenal tradisi ziarah kubur sebelum Ramadan sebagai bagian dari adat dan keagamaan.
• Sumatera & Kalimantan – Warga Muslim melakukan nyekar dengan membaca doa bersama di makam keluarga.
Kesimpulan
Nyekar bukan sekadar tradisi, tetapi juga bagian dari ibadah dan penghormatan kepada leluhur yang telah tiada. Menjelang bulan suci Ramadan, tradisi ini menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak amal kebaikan.
Artikel ini dibuat dari berbagi sumber terpercaya.
Chaerudin/ibenk