Gerak Cepat Polri Evakuasi Warga dan Selamatkan Harta Benda Terdampak Lahar di Candipuro

Personel Polri mengevakuasi warga dan mengamankan harta benda di wilayah terdampak banjir lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Foto: Dok. Polri.

Harnas.id, LUMAJANG — Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bergerak cepat dalam operasi kemanusiaan untuk mengevakuasi warga serta mengamankan harta benda akibat banjir lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Sejak pagi hari, personel Polres Lumajang bersama BPBD, TNI, perangkat desa, dan relawan berjibaku di lokasi terdampak, khususnya di sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga Besuk Regoyo.

Akses menuju wilayah terdampak sempat tertutup material vulkanik, sehingga menyulitkan warga untuk menyelamatkan barang berharga. Kehadiran Polri menjadi penopang utama bagi warga untuk mengevakuasi dokumen penting, barang elektronik, peralatan rumah tangga, hingga perlengkapan usaha ke tempat yang lebih aman.

Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar, menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 395 warga telah mengungsi di tiga titik pengungsian di Dusun Sumber Langsep. Para pengungsi terdiri dari laki-laki, perempuan, ibu hamil, anak-anak, hingga bayi. Polri terus melakukan pemantauan untuk memastikan seluruh warga berada dalam kondisi aman dan mendapatkan perlindungan maksimal.

Sebanyak 90 personel Polri dikerahkan dalam operasi ini. Mereka bekerja di medan berat dengan kondisi lumpur tebal, bebatuan, dan sisa material erupsi. Bersama warga, petugas mengamankan harta benda secara manual karena akses kendaraan sangat terbatas. Untuk barang berukuran besar, kendaraan dinas Polri diterjunkan menembus genangan lahar agar dapat segera dievakuasi sebelum kondisi memburuk.

Selain mengamankan aset warga, Polri juga memprioritaskan evakuasi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lanjut usia. Sejumlah warga terpaksa digendong oleh petugas karena jalur evakuasi tertutup lumpur.

Sementara itu, aktivitas Gunung Semeru yang masih berada pada Status Level III (Siaga) menunjukkan peningkatan signifikan. Data PVMBG mencatat 35 kali erupsi dalam kurun enam jam, dengan tinggi kolom asap mencapai 1.000 meter, disertai hujan di kawasan puncak yang berpotensi memicu aliran lahar susulan.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengimbau masyarakat agar menjauhi bantaran sungai dan tidak memasuki zona rawan. “Aliran lahar bisa datang secara tiba-tiba. Jika ada peringatan dini dari petugas, masyarakat diminta segera melakukan evakuasi dan mematuhi arahan di lapangan,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi peran relawan, namun menekankan pentingnya koordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian. “Situasi di lapangan sangat dinamis. Dengan koordinasi yang baik, seluruh bantuan dapat disalurkan secara aman, efektif, dan tepat sasaran,” pungkasnya.

Editor: IJS