Respons Cepat Penanganan Bencana di Sumut, Distribusi Logistik Dipercepat dan Infrastruktur Mulai Pulih

Situasi Posko Logistik Silangit dalam Operasi Tanggap Darurat Bencana Sumut. Foto: Dok. BNPB.

Harnas.id, SILANGIT – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan penanganan banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara hingga Jumat (12/12). Berdasarkan data terkini, 343 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 98 jiwa masih dalam pencarian. Adapun jumlah warga terdampak yang mengungsi mencapai 53.523 orang dan tersebar di 87 titik pengungsian.

Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi salah satu daerah dengan konsentrasi pengungsian tertinggi. Tercatat 17 titik pengungsian di Kecamatan Tukka dan 21 titik di Kecamatan Sitahuis. BNPB juga mencatat dinamika pergerakan pengungsi, di mana jumlah pengungsi di Tapanuli Tengah menurun sebanyak 4.717 jiwa, sementara Kabupaten Langkat justru mengalami lonjakan hingga 12.275 jiwa.

Untuk menjawab kebutuhan mendesak di lapangan, Posko Logistik Silangit kembali mengirimkan 8.788 kilogram bantuan melalui jalur udara dan darat. Logistik tersebut menjangkau wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, hingga Aceh, dengan komoditas utama berupa beras, gula, air mineral, makanan siap saji, kebutuhan sandang, serta perangkat komunikasi.

Dengan pengiriman terbaru ini, total bantuan yang telah tersalurkan mencapai 7,296 ton, terdiri atas 0,736 ton melalui jalur udara dan 6,56 ton melalui jalur darat. Distribusi difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pangan mendesak di wilayah terdampak parah seperti Tapanuli Tengah dan Barus.

Seiring penyaluran logistik, upaya pemulihan infrastruktur juga terus dilakukan. Jaringan listrik di Sumatera Utara telah pulih hingga 97 persen, dengan Kota Sibolga kembali beroperasi normal. Namun, beberapa wilayah seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan masih membutuhkan percepatan perbaikan. Sementara itu, pasokan BBM dinyatakan aman, meski ketersediaan gas elpiji dan air bersih masih terkendala di sejumlah titik.

Untuk mengurangi risiko bencana susulan, pemerintah mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Hingga Jumat (12/12), dua pesawat telah menjalankan 25 sortie dengan total 21.200 kilogram bahan semai. Di sisi lain, BNPB bersama pemerintah daerah juga menyiapkan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi warga terdampak di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Langkat. Rencana relokasi 67 rumah di Desa Sape Tua, Humbang Hasundutan, masih menunggu kejelasan status lahan.

Distribusi bantuan melalui jalur udara tetap difokuskan untuk wilayah terpencil seperti Barus (Tapanuli Tengah), Siantar Naipospos (Tapanuli Utara), dan Rembele (Bener Meriah, Aceh). Namun, sejumlah pengiriman terpaksa ditunda akibat cuaca buruk. Operasi udara mengandalkan HELI PK-USO dan HELI BELL-MI-17 TNI AD.

Sementara itu, distribusi darat menjadi tulang punggung penyaluran bantuan. Enam titik utama menerima logistik, dengan Pinangsouri sebagai penerima terbanyak (2.748 kg), disusul Kodam I Bukit Barisan (1.414 kg) dan Kecamatan Barus (1.294 kg). Bantuan mencakup sembako, kasur, selimut, obat-obatan, perangkat komunikasi, hingga unit Starlink.

Di sektor komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaporkan pemulihan layanan terus berlangsung. Sebanyak 743 BTS kembali beroperasi di wilayah terdampak. Tingkat pemulihan jaringan di Sumatera Utara mencapai 96,67 persen, Sumatera Barat 99,20 persen, sementara Aceh masih terkendala pasokan listrik dengan pemulihan baru 33,01 persen.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Warga diminta menjauhi bantaran sungai dan lereng rawan, mengikuti arahan petugas, serta memastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi.

Editor: IJS