Harnas.id, BOGOR – IPB University resmi meluncurkan IPB Centre for Applied Research in Nature-based Solutions (I-CAN), sebuah pusat riset multidisiplin yang dirancang untuk mempercepat penerapan solusi berbasis alam dalam menghadapi perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan tantangan ketahanan pangan nasional.
Peluncuran yang digelar di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, pada 3 Desember itu sekaligus memperkuat kolaborasi strategis IPB University dengan University of Waterloo, Kanada, melalui dukungan proyek Fincapes dari Global Affairs Canada.
Ketua Dewan Pengarah I-CAN, Prof Dodik Ridho Nurrochmat, menegaskan bahwa nature-based solutions (NbS) menjadi fondasi penting dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan. Menurutnya, pendekatan ini menghadirkan manfaat lebih luas karena melibatkan masyarakat sebagai pengelola sekaligus penerima manfaat.
“Dengan pendekatan ini, pemulihan ekologi dapat berjalan beriringan dengan penguatan ketahanan sosial ekonomi,” ujarnya.
Prof Dodik, yang juga Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, menambahkan bahwa program perhutanan sosial merupakan contoh nyata penerapan prinsip NbS, karena membuka akses kelola lahan bagi masyarakat dan petani. Ia menilai momentum peluncuran I-CAN penting untuk memperkuat perhutanan sosial sebagai strategi nasional menuju keberlanjutan, mitigasi iklim, ekonomi hijau, dan ketahanan pangan.
Dari perspektif kebijakan, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Konektivitas Kemenko Pangan RI, Dr Prayudi Syamsuri, menekankan bahwa perubahan iklim masih menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan. Karena itu, pemerintah mengusung berbagai upaya seperti pendekatan Water–Energy–Food (WEF) Nexus, akselerasi pertanian cerdas iklim, peningkatan swasembada, hingga pemanfaatan energi terbarukan seperti agrivoltaics dan panel surya desa.
Kolaborasi internasional turut memperkuat peran I-CAN. Bill Duggan, Project Director Fincapes dari University of Waterloo, menyebut kemitraan ini sebagai ruang belajar dua arah.
“Fincapes tidak hanya membawa keahlian Kanada ke Indonesia, tetapi juga belajar dari kearifan lokal, sains, dan budaya yang berpadu dalam pengelolaan lanskap,” katanya.
Apresiasi serupa disampaikan Maria Ramirez, First Secretary Development dari Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia. Ia menilai I-CAN sebagai representasi eratnya kerja sama Indonesia–Kanada dalam memperkuat riset dan pembangunan berkelanjutan.
“Melalui I-CAN, kami mendukung riset yang inklusif, berbasis sains, serta memperkuat ekonomi hijau dan ketahanan iklim jangka panjang,” ujarnya.











