JAKARTA, Harnas.id – Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tak menampik jika dirinya sedang me-‘rayu’ Partai Golkar dengan melakukan komunikasi secara intensif. Tujuannya tak lain, agar partai berlambang pohon beringin itu, mau bergabung dengan poros PKB-Gerindra.
“Kita kan harus membutuhkan dukungan tambahan partai. Supaya koalisi ini bisa semakin besar, kita juga menunggu partai lain untuk ikut bersama-sama dalam koalisi ini. Komunikasi kita intensif dengan Golkar, sudah sangat dekat,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu dalam pernyataannya, Minggu (12/3/2023).
Kendati begitu, Wakil Ketua DPR ini mengakui, jika belum diputuskannya Capres-Cawapres yang akan diusung ini lantaran masih menunggu ada parpol lain yang akan bergabung ke dalam koalisi.
Karenanya, ia membantah isu bahwa PKB akan melebur bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Menurut dia, yang terjadi justru sebaliknya.
“Kedekatan ini menjadi poin untuk menguatkan koalisi PKB-Gerindra,” ujarnya.
Hal senada juga dipaparkan Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid yang mengaku hingga saat ini, belum ada figur pada calon presiden (capres) yang elektabilitasnya tinggi.
“Hari ini yang muncul nama-nama di permukaan, capres tak ada yang dominan. Maksimal masih di bawah 30 persen. Artinya nama-nama yang muncul belum terlalu kuat,” kata Jazilul dalam keterangan tertulis, Minggu (12/3/2023).
Lantaran belum ada calon yang dominan, Jazilul mengaku optimististis PKB bisa mencalonkan ketua umumnya, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Menurutnya, tidak ada sedikitpun rasa berkecil hati bagi PKB untuk mengusung Cak Imin sebagai capres. Sebab, ia melihat ketua umumnya itu adalah sosok politikus yang komplet.
“Kita punya kader tangguh seperti Gus Muhaimin. Kita harus singsingkan lengan baju. Jangan takut hanya karena lawan punya uang. Kita punya lebih dari itu yakni sejarah dan kebenaran. Gus Muhaimin lahir dari pesantren, cucunya Mbah Bisri Syansuri (salah satu pendiri Nahdlatul Ulama), kurang apa? Beliau lahir dan besar dari dunia aktivis sebagai ketum PB PMII, bukan seorang pedagang yang nanti akan dagang negara atau yang disebut oligarki. Bukan,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR itu berpandangan, Cak Imin merupakan sosok yang memiliki pengalaman utuh di dalam politik. Bahkan, ia meminta agar ditunjukkan tokoh di Indonesia yang bisa menandingi perjalanan politik ketua umumnya tersebut.
“Beliau 32 tahun sudah menjadi wakil ketua DPR RI. Kemudian menjadi menteri, wakil ketua MPR, juga menjadi ketum partai yang bukan partai kecil. Lengkap. PKB ini pernah terjadi masalah dan di bawah konsolidasi beliau, sekarang angkanya 10 persen, kenapa kita minder mencalonkan beliau sebagai capres,” tandasnya. (PB/*)