Pelatihan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang: Sorotan Nuansa Militerisme dalam Pemerintahan Prabowo

Harnas.id, Depok – Presiden Prabowo Subianto mengadakan pelatihan bagi jajaran Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Magelang, Gunung Tidar, yang berlangsung selama tiga hari. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan soliditas tim dalam pemerintahan.

Prabowo menekankan bahwa lokasi pelatihan, Gunung Tidar, dikenal dengan nilai-nilai keberanian, kepahlawanan, dan patriotisme.

Namun, pelatihan ini mendapat sorotan dari akademisi yang menilai kabinet Prabowo memiliki nuansa militerisme yang kuat. Herdiansyah Hamzah, akademisi Universitas Mulawarman, mengaitkannya dengan latar belakang Prabowo dan dominasi pejabat dengan latar belakang militer dalam kabinet tersebut.

“Dan kita juga mengetahui latar belakang Prabowo dari mana. Sehingga tidak heran jika unsur militerismenya juga kuat,” kata pengajar hukum tata negara, Herdiansyah dikutip Tempo.

Dia juga mengkritisi penunjukan Teddy Indra Wijaya, seorang prajurit TNI aktif, sebagai Sekretaris Kabinet, yang menurutnya melanggar Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2005 tentang TNI.

“Karena secara eksplisit disebutkan militer aktif tidak bisa menduduki jabatan sipil,” kata dia.

Sementara itu, Kritik lain datang dari Yance Arizona dari Universitas Gadjah Mada, yang menilai pelatihan ini tidak perlu dilakukan, mengingat Prabowo telah menyusun kabinetnya dengan matang sebelumnya.

“Kalau ada pembekalan lagi, artinya penggodokan saat itu belum optimal,” kata dia.

Meskipun demikian, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menekankan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antar kementerian dan bukan merupakan bentuk militerisme.

“Beliau (Pak Prabowo) bilang tidak usah takut, ini bukan ospek atau militerisme,” kata Hasan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Laporan: Chaerudin