Kepemimpinan AHY Dipuji, Harga Tiket Pesawat Turun Jelang Nataru 2024

Harnas.id, Jakarta – Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Yan Harahap, memuji keberhasilan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam menurunkan harga tiket pesawat domestik untuk periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Menurut Yan, kebijakan ini menunjukkan kepemimpinan strategis AHY yang terinspirasi dari ayahnya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Yan Harahap menjelaskan bahwa pendekatan AHY dalam menurunkan harga tiket pesawat mencerminkan seni kepemimpinan ‘harus bisa’, sebuah konsep yang diadopsi dari gaya kepemimpinan SBY. Konsep ini sebelumnya dibahas dalam buku Harus Bisa karya Dino Patti Djalal, yang mengulas perjalanan dan strategi kepemimpinan SBY selama masa pemerintahannya.

“Ketika sebelumnya kebijakan penurunan harga tiket dianggap sulit, AHY berhasil menunjukkan seni kepemimpinan ‘harus bisa’. Hal ini mengimplementasikan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meringankan beban masyarakat selama musim libur Nataru,” ujar Yan dalam keterangannya pada Sabtu (7/12/2024).

Kebijakan ini diprediksi akan menggairahkan sektor pariwisata domestik di musim libur Nataru 2024, sekaligus menjaga pendapatan negara dan industri penerbangan. Menurut Yan, penurunan harga tiket pesawat akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat yang sering menghadapi kenaikan harga selama musim liburan.

“Meskipun penurunan ini bersifat sementara, masyarakat sangat terbantu. Ini juga memberikan dorongan positif bagi sektor pariwisata domestik,” kata Yan.

Ia menambahkan bahwa langkah taktis ini mencerminkan kepemimpinan AHY yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi negara.

Yan Harahap berharap kebijakan serupa dapat diterapkan secara berkelanjutan setelah musim libur Nataru. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan pendapatan negara.

“Semoga kebijakan ini dapat terus berlanjut selepas Nataru untuk mendukung perekonomian masyarakat. Namun, kebijakan ini harus tetap memperhatikan kondisi pendapatan negara agar seimbang antara manfaat untuk masyarakat dan keberlanjutan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Chaerudin