Serangan Gaza: Krisis Kemanusiaan yang Makin Memburuk di Musim Dingin

Krisis Kemanusiaan dalam Serangan Gaza/(ilustrasi/@pixabay)

Harnas.id – Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memperihatinkan seiring dengan meningkatnya intensitas serangan Israel.

Pada Sabtu (21/12) hingga Minggu (22/12), serangan di beberapa lokasi di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima anak-anak.

Salah satu serangan yang paling tragis terjadi di sebuah sekolah di Kota Gaza, menewaskan delapan orang, termasuk tiga anak-anak.

Serangan lainnya menghantam rumah di Deir al-Balah, menewaskan delapan orang, dan insiden di Khan Younis juga merenggut nyawa sepasang suami-istri. Korban lainnya dilaporkan dari serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza.

Tanggapan Internasional terhadap Krisis di Gaza

Serangan di Gaza ini mendapatkan perhatian internasional, termasuk kritik dari Paus Fransiskus yang menyebutnya sebagai “kekejaman”. Amnesty International dan Human Rights Watch bahkan telah menyerukan investigasi terkait dugaan genosida dalam konflik ini.

Namun, Israel menegaskan bahwa serangan mereka hanya ditujukan pada militan Hamas yang sering menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Konflik yang telah berlangsung lebih dari 14 bulan ini terus memakan korban sipil, terutama perempuan dan anak-anak.

Harapan Damai dan Peran Komunitas Internasional

Upaya menuju kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terus dilakukan, meskipun berbagai kendala masih menghalangi jalan perdamaian. Komunitas internasional diharapkan dapat meningkatkan tekanan untuk memastikan keamanan warga sipil dan akses bantuan kemanusiaan bagi korban di Gaza.