IPB University Jajaki Kolaborasi Riset Internasional dengan Kampus Pertanian Top Asia di Tiongkok

IPB University jajaki kolaborasi riset dan pendidikan dengan Northwest A&F University (NWAFU), Tiongkok. Foto: IPB University.

Harnas.id, BOGOR — Kolaborasi riset internasional dinilai menjadi kunci dalam memperkuat ilmu pertanian dan kehutanan di tengah tantangan krisis pangan global. Menyadari hal tersebut, IPB University mengambil langkah strategis dengan menjajaki kerja sama riset dan pendidikan bersama Northwest A&F University (NWAFU), salah satu perguruan tinggi pertanian terbaik di Asia yang berlokasi di Yangling, Provinsi Shaanxi, Tiongkok.

Inisiasi kerja sama ini dilakukan melalui kunjungan resmi dua pakar IPB University, yakni Prof Dodik Ridho Nurrochmat dan Dr Meti Ekayani, ke kampus NWAFU pada 9–14 Desember 2025. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas undangan NWAFU untuk membangun kemitraan akademik jangka panjang, khususnya di bidang pertanian dan kehutanan.

IPB University dan NWAFU sama-sama tercatat dalam 10 besar perguruan tinggi terbaik Asia bidang pertanian dan kehutanan versi QS World University Ranking. Kesamaan posisi strategis ini dinilai membuka peluang besar untuk pengembangan riset kolaboratif, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta penguatan jejaring akademik lintas negara.

Sebagai Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, Prof Dodik menegaskan bahwa kerja sama ini sangat relevan dengan kebutuhan penguatan riset global yang bersifat multidisiplin. Bersama Dr Meti Ekayani dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, ia terlibat langsung dalam pertemuan awal dengan pimpinan NWAFU.

Agenda kunjungan diawali dengan pertemuan bersama Prof Hu Xiaohui, Dean of College of International Education NWAFU, serta Prof Zhang Han, Vice Dean of College of Economics and Management NWAFU. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak memaparkan profil institusi, visi-misi, serta fokus pengembangan pendidikan dan penelitian masing-masing universitas.

Dari pertemuan tersebut, disepakati kerangka awal kerja sama dengan fokus utama pada pertukaran mahasiswa dan dosen, serta kolaborasi riset di bidang hortikultura, ekonomi pertanian, dan kehutanan. Skema ini diharapkan dapat berkembang menjadi kemitraan akademik yang lebih luas dan berkelanjutan.

“Kerja sama ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi penguatan riset lintas negara yang berdampak nyata, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun solusi atas tantangan pertanian global,” ujar Prof Dodik, yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University.

Selain pertemuan institusional, Prof Dodik dan Dr Meti juga memberikan kuliah umum kepada mahasiswa program sarjana, magister, dan doktor NWAFU, baik mahasiswa lokal maupun internasional. Kuliah tersebut mendapat sambutan positif dan antusias dari civitas akademika NWAFU.

Inisiasi kerja sama ini turut dijembatani oleh Surya Bagus Mahardika, mahasiswa doktoral asal Indonesia di NWAFU sekaligus alumnus IPB University. Ia menilai kemajuan teknologi pertanian di Yangling sebagai daya tarik utama bagi kerja sama jangka panjang, sekaligus peluang pembelajaran strategis bagi mahasiswa Indonesia.

Ke depan, IPB University dan NWAFU sepakat menindaklanjuti inisiasi ini melalui langkah konkret, termasuk rencana kunjungan balasan pimpinan NWAFU ke Kampus IPB University di Bogor, sebagai bagian dari penguatan kolaborasi riset dan pendidikan di bidang pertanian dan kehutanan berkelanjutan.