Pendiri Telegram Pavel Durov Tawarkan Biayai IVF dan Hak Waris bagi Anak dari Donor Spermanya

Pavel Durov, pendiri dan pemilik Telegram. Foto: Instagram.com/@Durov.
Pavel Durov, pendiri dan pemilik Telegram. Foto: Instagram.com/@Durov.

Harnas.id, MOSKOW – Pendiri sekaligus pemilik aplikasi Telegram, Pavel Durov, menawarkan untuk menanggung seluruh biaya program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF) bagi perempuan berusia 37 tahun ke bawah yang ingin menggunakan spermanya. Tak hanya itu, miliarder asal Rusia tersebut juga menyatakan siap memberikan hak waris kepada anak biologis yang lahir dari proses tersebut.

Mengutip The Chosun Daily, Sabtu (27/12/2025), Durov yang kini berusia 41 tahun memiliki kekayaan bersih sekitar US$17 miliar atau setara Rp285 triliun, berdasarkan estimasi Forbes 2025.

Durov diketahui telah memiliki enam anak dari tiga perempuan. Sejak mulai mendonorkan spermanya pada 2010, ia tercatat menjadi ayah biologis dari lebih dari 100 anak yang tersebar di sedikitnya 12 negara.

Untuk menghindari potensi sengketa hukum di kemudian hari, Durov menetapkan sejumlah persyaratan bagi perempuan yang ingin mengikuti program tersebut. Kandidat harus berstatus lajang, belum menikah, dan berusia tidak lebih dari 37 tahun.

Setelah memenuhi ketentuan tersebut, pihak klinik akan menawarkan embrio hasil seleksi yang dipastikan bebas dari kelainan genetik. Program ini terbuka bagi perempuan asal Rusia maupun warga negara asing.

Meski saat ini Durov mengaku tidak lagi aktif mendonorkan sperma, sampel miliknya masih tersimpan dan tersedia di Klinik Altravita, Moskow. Dalam unggahan di akun Telegram miliknya pada Juli 2024, Durov menegaskan bahwa spermanya masih dapat digunakan.

Dalam sebuah siniar yang ditayangkan pada Oktober 2024, Durov juga menyatakan komitmennya untuk membuka akses data DNA agar anak-anak biologisnya dapat saling menemukan dan terhubung di masa depan.

Program donor sperma ini awalnya dilakukan untuk membantu seorang teman dekat yang kesulitan memiliki keturunan. Namun, seiring waktu, Durov mengaku terdorong untuk melanjutkannya sebagai bentuk kontribusi dalam mengatasi kelangkaan donor sperma berkualitas tinggi di dunia.

Editor: IJS