HARNAS.ID – Fakultas Ilmu Keperawaratan Universitas Indonesia (FIK UI) mendorong Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) secara berkelanjutan mengonsumsi obat Antiretroviral Terapi (ART). Hal ini dibutuhkan lantaran pengobatan bagi ODHA berlangsung seumur hidup.
“Tantangan yang ada di depan mata adalah rendahnya tingkat kepatuhan ODHA dalam meminum obat ART sehingga akan mengurangi efek optimal dari ART dalam meminimalkan replikasi virus HIV di dalam tubuh ODHA,” kata Dosen FIK UI Sri Yona dalam keterangannya yang dikutip Kamis (24/12/2020).
Menurut Sri, FIK UI melalui tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) pun telah melakukan aksi nyata guna meningkatkan kepatuhan ODHA mengonsumsi ART. Hal ini diimplementasikan dengan memberikan pelatihan kepada para perawat agar mampu memberikan konseling kepada ODHA. Pelatihan tersebut diberi tajuk Counseling Minum Obat Antiretroviral Terapi atau CEMARA.
Kegiatan CEMARA diketuai oleh Sri Yona didukung Dosen FIK UI Liya Arista dan para mahasiswa spesialis keperawatan medikal bedah peminatan Imunologi HIV, yaitu Reineldis Gerans, Nancy Dida, Novi Pampalia, dan Khumaidi.
Pelatihan diawali pemberian materi dasar tentang HIV, terapi ART, dan konsep kepatuhan minum obat.
“Sesi kedua meliputi pemberian materi konsep dasar konseling ART, serta booster materi HIV/AIDS yang disampaikan di sesi awal, serta diskusi hambatan minum obat ART dan solusinya. Sesi ketiga, evaluasi diri perawat setelah menerapkan materi konseling ke pasien ODHA, serta tingkat kepatuhan pasien minum obat setelah diberikan konseling oleh perawat,” ujar Sri memaparkan.
Sebanyak enam perawat yang menangani pasien HIV di Palembang, Sumatera Selatan dan Kupang, Nusa Tenggara Timur terlibat aktif dalam pelatihan. Keenam perawat ini telah mengimplementasikan program CEMARA pada 24 pasien ODHA selama dua pekan. Berdasarkan hasil evaluasi, terlihat peningkatan tingkat kepatuhan pasien mengonsumsi ART. Sementara, hasil survei juga menunjukkan peningkatan rasa percaya diri perawat setelah terlibat dalam program CEMARA.
Editor: Aria Triyudha