Harnas.id, Israel – Langkah Amerika Serikat mengerahkan sekitar 100 tentara bersama sistem rudal THAAD ke Israel dapat memperburuk situasi geopolitik di Timur Tengah, terutama jika terjadi eskalasi lebih lanjut antara Israel dan Iran.
Sistem pertahanan rudal Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) ini dipasang sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober 2024.
Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, seperti Iron Dome dan David’s Sling, kehadiran THAAD akan memberikan tambahan perlindungan yang lebih kuat bagi Israel.
THAAD, dengan kemampuan untuk mencegat rudal balistik pada jarak hingga 200 kilometer dan pada fase terminal penerbangannya, dianggap lebih canggih dibandingkan dengan sistem Patriot.
Sistem ini memberikan perlindungan terhadap ancaman rudal balistik jarak pendek hingga menengah. Namun, pengerahan tentara Amerika yang mengoperasikan sistem ini menambah risiko tersendiri bagi AS.
Jika pasukan Amerika menjadi korban dalam konflik ini, hal itu dapat menyeret AS lebih dalam ke dalam konflik yang lebih luas antara Iran dan Israel, yang memiliki potensi konsekuensi besar secara global.
“Jika mereka terluka dengan cara apa pun, itu dapat mengakibatkan AS terseret ke dalam perang dan itu tentu saja dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan di luar apa yang ingin kita bayangkan saat ini,” katanya kepada CNN, yang dilansir Selasa (15/10/2024).
Meskipun Pentagon menekankan bahwa pengerahan tersebut merupakan bagian dari komitmen Amerika dalam melindungi sekutunya, risiko eskalasi tetap ada.