Harnas.id, Bogor – Jelang pengumuman penetapan calon pasangan Wali Kota (Cawalkot) Bogor, Jawa Barat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat pada 22 September 2024, pasangan Atang Trisnanto-Annida Allivia mulai memperkenalkan program Bogor Smart System dalam visi Bogor Nyaman Untuk Semua.
Bakal calon Wali Kota Bogor Atang Trisnanto, di Kota Bogor, Jumat, (20/9/2024), menjelaskan Bogor Smart System dirancang membuat semua informasi progres pembangunan kota dan semua layanan dari pemerintah untuk masyarakat ke depan saling terhubung serta aksesnya terbuka untuk umum, juga direspons dengan gerak cepat (gercep).
“Sistem cerdas atau smart system sudah jadi kebutuhan krusial, supaya pelayanan pemerintah Kota Bogor kepada warga lebih gercep dan kami Insyaallah punya itu,” ujar Atang.
Menurut Atang, Jabodetabekpunjur yang akan ditinggalkan status Jakarta sebagai ibu kota negara dan akan beralih hanya menjadi pusat bisnis pasti berdampak pada arah pembangun yang smart system.
Analisa jumlah penduduk Kota Bogor yang sekarang berjumlah 1,2 juta jiwa, pembangunan ekonomi 6,6 persen di sektor UMKM, bisnis, pariwisata pada tahun 2023 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan sekitar 60 ribu pengguna KRL serta 22.000 -40.000 rata-rata jumlah kendaraan yang masuk saat hari libur tertentu tercatat Satlantas Polresta Bogor, menandakan Bogor sudah terlalu kompleks untuk hanya sekedar mengejar predikat smart city.
Program Bogor Smart System akan lebih fokus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola kota, pelayanan publik dan kehidupan masyarakat, sehingga tercipta peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas hidup yang signifikan.
Ia menyebutkan ada 6 pilar misi Bogor Smart System yakni smart governance, smart economy, smart environtment, smart living, smart mobility dan smart people.
Atang yang berpengalaman menjadi Ketua DPRD Kota Bogor 2019-2024 mengungkapkan bahwa banyak aspirasi masyarakat menginginkan pembangunan kota berkelanjutan dan sumber daya manusia (SDM) cerdas, pemerintahan baru perlu sejak awal mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang alfa sebelumnya. Yaitu, kata Atang, keberhasilan integrasi sistem yang responship alias gercep.
Pemerintah Kota Bogor sebelumnya, kata Atang, telah berusaha membuat sistem Bogor smart city dengan banyak aplikasi yang telah dibuat untuk pelaporan keluhan ada SiBadra, lalu ada juga sistem informasi di Disdukcapil, Dinas Kesehatan dan lain-lain.
Pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya adalah, lanjutnya, memastikan layanan informasi pemerintah bukan hanya sekedar ada dan terhubung.
Menurut dia, layanan juga harus gercep bukan hanya ketika ada kendala, tetapi dimulai dari musyawarah, perencanaan, implementasi dan keluhan atas pembangunan kota, termasuk masalah pendidikan, ekonomi dan pembangunan infrastruktur jalan hingga masalah hunian bisa melalui SuperAPP atau hotline 24 jam.
“Saya tahu bahwa program ini enggak enteng, peran teknologi, niat ikhlas memimpin supaya tercapai gercepnya, petugas bisa melayani 24 jam warga, transportasi terhubung, layanan ekonomi masyarakat oke, terbuka informasinya, Insyaallah kami ukur dan rencanakan diawal, supaya masyarakat tidak menyesal memilih kami,” kata Atang.
Melalui Bogor Smart System SuperApp, Atang menjelaskan integrasi pelayanan pembayaran pajak, permohonan perizinan, pengurusan dokumen dan pelaporan masalah lingkungan akan akan lebih mudah dengan hanya melalui ponsel dan dapat dipantau secara realtime dan informasi layanan dari pemerintah lainnya.
Sementara, jelasnya lagi, untuk program hotline 24 jam akan memperbaiki layanan pemerintah sebelumnya agar lebih nyata dekat dengan warga.
“Kalau di luar negeri, misal di Inggris ada nomor telepon polisi 999 sering muncul di adegan film, gercep sekali datang. Kita ingin Pemerintah Kota Bogor segercep itu punya layanan minimal untuk menjawab keluhan warga soal curhat tentang lingkungan, masukan, administrasi,” ungkapnya.