Badai Brutal di Amerika Serikat Terus Makan Korban

WASHINGTON, Harnas.id – Badai salju yang menerjang Kota Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS) terus memakan korban. Terbaru, dikutip dari BBC, Rabu (28/12/2022) jumlah meninggal bertambah menjadi 62 orang.

Angka ini diperkirakan masih bisa bertambah mengingat upaya pencarian dan penyelamatan masih berlanjut. “Semua angka belum menyusul saat ini. Kami tahu bahwa jumlah di distrik (Erie-red) lebih besar,” kata Walikota Buffalo Byron Brown.

Brown juga mengatakan, akibat dari badai salju itu juga membuat lebih dari 4.000 orang di daerah itu tetap tanpa listrik setelah badai, yang menurut Brown “mungkin” adalah yang terburuk dari sebagian besar kehidupan penduduk. Pada puncak badai, sekitar 20.000 orang tanpa listrik.

Sementara itu, eksekutif Erie County di mana Buffalo berada, Mark Poloncarz, mengatakan bahwa 100 petugas polisi militer dan polisi negara tambahan dikerahkan untuk membantu mengendalikan lalu lintas di daerah tersebut, di mana kondisinya tetap “jelek” di banyak jalan lokal.

Poloncarz mengatakan bahwa beberapa kematian karena serangan jantung saat membersihkan salju, dengan negara bagian Buffalo mengeluarkan peringatan “Shovel Smart”, memberi tahu orang-orang bahwa terlalu banyak tenaga dari menyekop salju dapat menyebabkan serangan jantung atau cedera punggung.

“Sementara tiga kematian tambahan dikonfirmasi pada Selasa pagi, dua kematian yang telah dilaporkan sebelumnya dianggap terkait badai,” tambahnya.

Sedangkan Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gragmalia mengatakan bahwa penjarahan masih berlangsung. Empat orang sejauh ini telah ditangkap.

“Ini bukan orang yang mencuri makanan, obat-obatan, dan popok. Mereka menghancurkan toko. Mereka mencuri televisi, sofa, apa pun yang bisa mereka dapatkan. Mereka oportunis,” tegasnya.

Sebelumnya, pada hari Senin, Presiden AS Joe Biden menyetujui deklarasi darurat yang memungkinkan dukungan federal untuk Negara Bagian New York. “Hati saya bersama mereka yang kehilangan orang yang dicintai pada liburan akhir pekan ini,” tweetnya.

Negara bagian tetangga, New Jersey bahkan juga mengirimkan layanan darurat ke negara bagian New York untuk memberikan bantuan lebih lanjut. Tak hanya itu, pejabat di New York mengatakan bahwa personel darurat terpaksa pergi dari satu mobil ke mobil lain untuk mencari korban yang selamat dari badai, terkadang menemukan mayat di dalam mobil dan gundukan salju.

Sedangkan korban tewas akibat cuaca ekstrem terbesar dilaporkan terjadi di New York, kematian terkait badai juga telah dilaporkan di seluruh AS, termasuk Vermont, Ohio, Missouri, Wisconsin, Kansas, dan Colorado.

Selain itu, selama akhir pekan, sekitar 250.000 rumah dan bisnis mengalami pemadaman listrik, meski listrik terus pulih. Namun, puluhan ribu orang tetap tanpa listrik pada hari Selasa, termasuk sekitar 22.000 orang di Ohio.

Badai musim dingin juga memaksa pembatalan ribuan penerbangan, termasuk sekitar 4.700 pada Selasa pagi waktu setempat. Ribuan penumpang telah terdampar di bandara di seluruh Amerika.

Kondisi sekarang diperkirakan akan membaik, dengan sedikit hujan salju pada hari Selasa dan cuaca yang sedikit lebih hangat dalam perjalanan. Di Kanada, provinsi tengah Ontario dan Quebec, di timur laut, menghadapi beban badai yang paling parah.

Prince Edward County Ontario, di sepanjang Danau Ontario, menyatakan keadaan darurat dan harus mengambil bajak salju dari jalanan karena berbahaya macet, kata Walikota Steve Ferguson kepada CBC News. Empat korban jiwa sebelumnya terjadi ketika sebuah bus terguling di jalan licin di dekat kota Merritt, di provinsi barat British Columbia. (PB/*)