BOGOR, Harnas.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat, sebanyak delapan Kelurahan di wilayah Kota Bogor beresiko atau lokus stunting pada anak.
Dari ke delepan kelurahan tersebut, tercatat tersebut tersebut di 4 kecamatan dari 6 kecamatan yang berada di Kota Bogor
Berikut daftar delapan kelurahan di Kota Bogor beresiko Stunting pada anak
Pertama, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, keluarga beresiko stunting sebanyak 1.707. Jumlah anak stunting berjumlah 190. Prevalensi stunting 16,71 persen.
Kedua, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, keluarga beresiko stunting sebanyak 1.994. Jumlah anak stunting 149. Prevalensi stunting 14,06 persen.
Ketiga, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, keluarga beresiko stunting sebanyak 2.673. Jumlah anak stunting 121. Prevalensi stunting 5,21 persen.
Keempat, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, keluarga beresiko stunting sebanyak 2.577. Jumlah anak stunting 119. Prevalensi stunting 8.00 persen.
Kelima, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Tanah Sareal, keluarga bersiko stunting 3.006. Jumlah anak stunting 98. Prevalensi stunting 4,86 persen.
Keenam, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, keluarga beresiko stunting 1.808. Jumlah anak stunting sebanyak 82. Prevalensi stunting 6,86 persen.
Ketujuh, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, keluarga beresiko stunting 1.639. Jumlah anak stunting sebanyak 79. Prevalensi stunting 7,32 persen.
Kedelapan, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Bogor Barat, keluarga beresiki stunting 2.145. Jumlah anak stunting sebanyak 79. Prevalensi stunting 7.00 persen.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor, Erna Nuraena mengatakan, bahwa pihaknya memiliki program untuk menurunkan angka stunting pada anak yakni Tanggap Leungitkeun Stunting dari Kota Bogor (Taleus Bogor)
“Taleus Bogor, merupakan usaha atau programnya untuk menurunkan stunting,” katanya, Rabu (8/3/23)
Ia menjelaskan, ada beberapa kegiatan dari program Taleus Bogor, yaitu, Pendidikan gizi, kespro, penjaringan kesehatan, deteksi FR dan PTM.
“Kemudian, suplementasi, pelatihan cating, konseling, pemeriksaan hepatitis, kesehatan reproduksi. Bulan pemantauan ibu hamil, pendampingan,” tandasnya
Selain ktu, kelas ASI kelompok, pendukung ASI, ruang menyusui. Bulan pemantauan tumbuh kembang balita, kelas ibu balitas. PMT balita gizi sangat kurus.
“Selain itu ada juga pedoman gizi seimbang, dengan metode zimba. Cek rutin mandiri kesehatanku,” jelas Erna.
Erna menyebut, Dinkes Kota Bogor juga terus berupaya untuk pemenuhan sarana sanitasi dasar, edukasi gizi masyarakat, kespro, keluarga berencana dan jaminan kesehatan. (Dimas)