Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi: Warga Dihimbau Gunakan Masker dan Jaga Jarak Aman

Tangkapan Layar. Foto: Istimewa

Harnas.id, Flores Timur – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi, memunculkan kolom abu setinggi 700 meter di atas puncak. Warga di sekitar kawasan diminta untuk waspada dan mengikuti anjuran keselamatan, termasuk mengenakan masker guna menghindari dampak abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Erupsi Level III Siaga

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Herman Yosef S. Mboro, menyatakan bahwa erupsi ini terjadi pada Sabtu (4/1/2025) dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 7,4 milimeter serta durasi 2 menit 22 detik.

“Kolom abu teramati setinggi 700 meter di atas puncak atau 2.284 meter di atas permukaan laut dengan intensitas tebal. Arah abu condong ke barat daya dan barat,” jelas Herman dalam keterangannya.

Imbauan Keselamatan

Herman mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi guna menghindari risiko lebih lanjut. Selain itu, masyarakat di kawasan sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki diminta mewaspadai potensi banjir lahar, terutama di wilayah:

  • Dulipali

  • Padang Pasir

  • Nobo

  • Klatanlo

  • Hokengjaya

  • Boru

  • Nawakote

“Penggunaan masker sangat penting untuk melindungi pernapasan dari abu vulkanik,” tambah Herman.

Koordinasi dengan Pemerintah

Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung untuk memantau perkembangan aktivitas gunung.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Segera laporkan kepada pihak berwenang jika terjadi situasi darurat,” tandasnya.

Langkah Antisipasi Warga

  1. Gunakan Masker: Untuk menghindari iritasi saluran pernapasan akibat paparan abu vulkanik.

  2. Jaga Jarak Aman: Hindari area dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi.

  3. Waspada Lahar: Perhatikan potensi banjir lahar di wilayah aliran sungai.

  4. Ikuti Informasi Resmi: Pantau pembaruan dari Pos Pengamatan Gunung Api dan pemerintah setempat.