Harnas.id, TEHERAN – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mendesak negara-negara Islam di seluruh dunia untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina. Seruan ini disampaikan dalam pidatonya di Konferensi Persatuan Islam yang berlangsung di Teheran pada Sabtu.
Dalam pidato tersebut, Khamenei menuding Israel melakukan kejahatan selama kampanye militernya melawan Hamas di Gaza yang telah berlangsung hampir setahun. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 41.000 warga Palestina tewas akibat invasi brutal oleh pasukan Zionis.
“Rezim Zionis saat ini secara terang-terangan melakukan kejahatan tanpa rasa malu di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah,” ujar Khamenei.
“Mereka tidak memerangi tentara, melainkan menargetkan warga sipil,” tambahnya.
Ia juga menyerukan agar negara-negara Muslim memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel.
Menurut Khamenei, langkah pertama untuk meningkatkan persatuan dunia Islam dalam melawan rezim kriminal yang merampas tanah Palestina adalah dengan memutus sepenuhnya hubungan ekonomi.
“Ini adalah langkah paling minimal yang bisa diambil oleh negara-negara Islam,” tegas Khamenei, sebagaimana dilaporkan oleh Russia Today pada Minggu (22/9/2024).
Ketegangan antara Israel dan negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah meningkat seiring operasi militer Israel di Gaza, yang dimulai sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.100 orang di Israel dan menyebabkan lebih dari 200 orang disandera oleh Hamas.
PBB melaporkan bahwa pengeboman dan operasi darat yang dilakukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengakibatkan sekitar 90% penduduk Palestina terpaksa mengungsi. Iran pun berulang kali menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Ketegangan antara Iran dan Israel memuncak pada bulan April setelah pengeboman di kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah, yang dituduh dilakukan oleh Israel.
Iran merespons dengan meluncurkan ratusan rudal dan serangan pesawat nirawak ke Israel, yang kemudian ditangkis dengan bantuan signifikan dari AS, Inggris, dan sekutu-sekutu lainnya.
Situasi semakin memburuk pada bulan Juli, setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Iran dan Hamas menuduh Israel berada di balik pembunuhan tersebut, dan Iran berjanji akan membalas kematian Haniyeh, meskipun hingga kini ancaman tersebut belum terlaksana.