Jakarta, Harnas.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah seiring pelaku pasar yang cenderung menghindari aset berisiko.
Rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.426 per dolar AS.
Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, sentimen negatif internal masih menekan Rupiah pada hari ini.
“Investor masih cenderung menghindari Rupiah, terlebih minggu ini mengantisipasi rilis data cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan ritel yang diperkirakan akan turun,” ujar Lukman.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2022 lalu tetap tinggi sebesar 130,2 miliar dolar AS, meski sedikit turun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2022 sebesar 130,8 miliar dolar AS.
Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 sebesar 120,3 atau lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimis (IKK>100).
Di sisi lain, Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2021 meningkat 1,8 persen dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) atau naik dari minus 1,5 persen (mtm) pada September 2021.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.369 per dolar AS. Sepanjang hari Rupiah bergerak di kisaran Rp15.368 per dolar AS hingga Rp15.475 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp15.409 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.429 per dolar AS.(*)