Harnas.id, Bogor – Aktivitas truk material dan mobil molen proyek Bendungan Cijurey yang beroperasi di pagi hingga siang hari menuai keluhan dari warga di Desa Mekarwangi-Selawangi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Sabtu, (16/11/2024).
Truk-truk besar tersebut menyebabkan kemacetan dan mengganggu kelancaran aktivitas warga, termasuk pekerja dan anak-anak sekolah, karena kondisi jalan yang kecil dan tidak memadai.
Seorang pengguna jalan, Syarif, mengaku terganggu dengan operasional truk yang dianggap tidak sesuai aturan.
“Ini aturannya seperti apa? Kok truk besar bisa lewat pagi hari. Saya antar anak ke sekolah sampai harus menunggu lama karena jalan kecil dan penuh,”keluhnya.
Ia berharap pihak proyek lebih memprioritaskan kepentingan umum dan mengikuti aturan operasional truk yang seharusnya dilakukan di malam hari.
Hal serupa diungkapkan seorang warga Desa Karyamekar yang khawatir dengan keselamatan anak-anaknya.
“Anak saya sering main di pinggir jalan. Kalau ada truk besar lewat, saya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Selain mengganggu aktivitas warga, keberadaan truk dengan tonase berat di jalan kabupaten yang sempit juga memicu kekhawatiran akan kondisi jalan dan keselamatan. Salah seorang aktivis Bogor Timur menyoroti bahwa jalan kabupaten memiliki batas muatan maksimal 8 ton, sedangkan truk yang melintas membawa beban hingga 24 ton.
“Jalan ini bukan untuk truk besar. Jika terus digunakan tanpa izin khusus, jalan akan hancur, dan risiko kecelakaan meningkat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan dan PUPR Kabupaten Bogor, yang dianggap seolah tutup mata terhadap situasi ini.
“Jangan menunggu ada korban baru bertindak. Pencegahan lebih baik daripada penyesalan,” tambahnya.
Tak hanya itu, terdapat dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum terhadap truk-truk proyek yang melintasi jalur tersebut. Aktivis menyebutkan adanya pungutan Rp150 ribu untuk truk tronton dan Rp75 ribu untuk dump truk per ritase.
“Kami sedang mengumpulkan bukti dan informasi terkait pungutan liar ini. Jika terbukti, kami akan melaporkannya kepada aparat penegak hukum,” ungkapnya.
Warga Desa Mekarwangi dan Karyamekar mendesak pihak proyek Bendungan Cijurey dan pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan tegas. Mereka meminta pengaturan ulang jam operasional truk agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
Jika tidak ada perubahan, warga mengancam akan mengambil langkah lebih tegas untuk menghentikan gangguan yang ditimbulkan oleh operasional truk proyek tersebut.
“Tunggu tanggal mainnya saja. Jika mereka tetap bandel, kami warga akan bertindak,” tegas seorang warga.
Chaerudin