HARNAS.ID – Sumbangsih Pekerja Migran asal Indonesia (PMI) terhadap deviden atau pemasukan bagi negara ternyata tidak sebanding dengan anggaran kesejahteraan migran, dalam hal ini perlindungan bagi PMI yang dimiliki Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Hal tersebut diungkapkan legislator Komisi IX Sulawesi Selatan Ashabul Kahfi saat melakukan Rapat Koordinasi Terbatas antara BP2MI dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pemprov Sulsel, Senin, (14/6/2021).
“Secara data BP2MI, sumbangsih PMI Rp 159 triliun melalui deviden ke negara. Makanya negara harus total hadir terhadap mereka para pekerja migran kita dengan memberi perlindungan, kita usulkan di Komisi IX untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan pahlawan devisa bagi negara kita,” ujar Kahfi, sapaannya.
Sambung Kahfi menerangkan, pagu indikatif bagi PMI hanya sekitar 320 Milyar setahun. Sementara pekerja migran asal Indonesia tersebar di hampir seluruh dunia, dan intimidasi hingga kekerasan terhadap mereka masih menjadi sesuatu yang harus diantisipasi dan mendapat perlindungan.
Provinsi Sulawesi Selatan, kata Kepala BP2MI dalam sambutannya mengungkapkan, Sulsel dalam 5 tahun terakhir masuk sebagai 15 Provinsi di Indonesia yang mengirim banyak pekerja migran. Rata-rata Sulsel mengirim seribuan PMI, namun tahun 2020 merosot drastis.
“Secara total ada 4.535 orang Sulsel yang menjadi PMI secara resmi (legal). Pada tahun 2016 pihaknya mencatat ada 982 PMI asal Sulsel. Kemudian tahun 2017 sebanyak 1.113 orang, tahun 2018 sebanyak 1.083, 2019 sebanyak 1.074 dan tahun 2020 merosot menjadi 283 orang,” ungkap Kepala BP2MI.
Untuk pengaduan sendiri, sambung Benny, Tahun 2016 ada 35 kasus, 2017 ada 34, 82 kasus di tahun 2018, 73 kasus di tahun 2019 dan 34 kasus di tahun 2020. Pengaduan tidak hanya datang dari PMI legal, namun juga dari PMI Ilegal. Pihaknya menerima aduan oleh pekerja tiap tahun. Ada terkait kasus penyelundupan orang, meninggal, gaji tidak dibayar, ingin dipulangkan, dan tidak punya ongkos pulang.
PMI asal Sulsel tersebut kebanyakan ke Negara Malaysia, Arab Saudi, Papua Nugini, Hongkong, dan Taiwan. Para migran bekerja sebagai Plantation Worker, Agricultural Labour, Housemaid, Workers, dan Operator. Migran Indonesia berasal dari Kabupaten Gowa, Bantaeng, Jeneponto, Pinrang, Bulukumba.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani didampingi Dinas Ketenagakerjaan dari Pemprov Sulsel.
Editor: Ridwan Maulana