BANDUNG, Harnas.id – Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo memastikan mengusut tuntas kasus perusakan Ranca Upas oleh ratusan pecinta motor trail. Bahkan, diakui Kusworo, jajarannya sudah memasang garis polisi di lahan bunga edelweiss rawa di Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
“Kami terus menyelidiki kasus ini untuk menentukan ada atau tidak kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh panitia dan peserta motor trail tersebut,” kata Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, Selasa (14/3/2023).
Sampai saat ini, ujar Kombes Pol Kusworo Wibowo, penyidik telah memeriksa delapan saksi terkait kasus kerusakan kawasan Ranca Upas akibat event motor trail pada Sabtu (4/3/2023) lalu.
Sebelumnya, Aliansi Pencinta Alam Jabar berunjuk rasa di depan kantor Perum Perhutani Divre Jabar dan Banten di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung, Senin (13/3/2023). Lima tuntutan pun disampaikan.
Pertama adalah Mengecam segala bentuk pelanggaran kawasan hutan lindung di Jabar. Kemudian, mengecam seluruh aktivitas pelanggaran yang mengakibatkan kerusakan di kawasan, seperti Ranca Upas dan sekitarnya.
“Mendesak Perhutani untuk melarang seluruh aktivitas offroad di hutan lindung di Jabar. Mendesak dan menuntut pertanggungjawaban panitia, pengelola, dan para pihak terkait kerusakan di Ranca Upas, untuk segera melakukan rehabilitasi. Dan, Mendesak aparat penegak hukum melakukan tindakan hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku,” ucap Penanggung jawab Aliansi Pencinta Alam Jabar Dedi Kurniawan dalam orasinya.
Sementara itu, Kepala Perum Perhutani Divre Jabar dan Banten Asep Dedi Mulyadi di hadapan demonstran mengaku siap beraudiensi. “Nanti perwakilan diskusi ya. Bisa di atas nanti,” kata Asep saat menemui demonstran.
Aksi ini sendiri sempat diwarnai dorong hingga pagar kantor Perhutani roboh. Kejadian ini terjadi saat para demontran menuntut agar bisa bertemu dengan pejabat Perum Perhutani Divre Jabar dan Banten.
Namun sayang, sang pejabat yang diharapkan, tak kunjung menemui demonstran. Aksi saling dorong antara demonstran dan aparat yang menjaga pun tak terhindarkan. Akibatnya, ketegangan pun tak terelakkan.
Beruntung dorong-dorongan ini tak berlangsung lama. Situasi kembali kondusif. Pejabat dari Perum Perhutani Divre Jabar dan Banten pun menemui demonstran. Dalam aksinya ini juga, para demonstran membawa sejumlah spanduk. Salah satunya bertuliskan ‘Selamatkan hutan bubarkan Perhutani’.
Sementara itu, Asisten Perhutani KPH Bandung Utara, Susanto memastikan, aktivitas trail pun kini dilarang di Lembang. Penutupan kegiatan di kawasan hutan Bandung Utara dilaksanakan sesuai dengan arahan dari pimpinan Perhutani.
“Pimpinan kami sudah membuat surat berupa arahan untuk penutupan kegiatan apapun di Bandung Utara. Nah kami yang di Lembang juga menindaklanjuti itu mulai dari beberapa hari lalu, tidak boleh menerbitkan izin untuk event-event seperti trail atau cross gitu. Dengan adanya surat dari pimpinan itu tadi, kita hentikan dulu semua. Jadi tidak boleh ada kegiatan apapun di situ sampai ada arahan lebih lanjut,” tandas Susanto. (PB/*)