JAKARTA, Harnas.id – Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dianggap memiliki kemampuan paling unggul untuk menumbuhkan ekonomi di Tanah Air pada 2024 mendatang.
“Kenapa Pak Prabowo menjulang? Dibandingkan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin paling tegas, paling diterima di spektrum politik yang lebih luas, sehingga mampu kuat memulai kebangkitan ekonomi yang sudah ada,” ujar Direktur SIGI – LSI Denny JA, Ardian Sopa Ardian.
“Kemudian bukan hanya sekarang saja Prabowo bicara soal ekonomi, tapi cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia jadi macan Asian sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 lalu, atau sekarang sekitar 9 tahun lalu. Ingatan masyarakat masih teringat bahwa Pak Prabowo pejuang ekonomi,” sambungnya.
Hal ini terpotret dari hasil survei terbaru LSI Denny JA terkait elektabilitas calon presiden (capres) yang dipercaya sebagai strong leader di bidang perekonomian. Dengan pertanyaan survei yang memberikan 3 nama “Capres manakah yang lebih mengesankan strong leader yang menumbuhkan ekonomi?”.
“Sebanyak 56,2% responden memilih Prabowo Subianto. Sementara, Anies Bawedan berada di urutan kedua dengan suara 18,7%, disusul Ganjar Pranowo yang memperoleh 14,8%,” tandas Ardian.
Ia menjelaskan, masyarakat menganggap isu ekonomi menjadi sangat penting setelah pandemi Covid-19, sehingga sebanyak 85,6% suara responden merasa membutuhkan sosok strong leader atau pemimpin yang kuat demi membangkitkan perekonomian.
Ardian juga mengungkapkan munculnya argumen dalam riset kualitatif tentang faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat soal strong leader. Masyarakat menilai, Prabowo dianggap mampu menumbuhkan eekonomi karena dianggap tegas dan punya rekam jejak bagus dalam memperjuangkan ekonomi.
Selain itu, Prabowo juga telah dikenal luas oleh masyarakat karena konsisten bercita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai macan Asia sejak sembilan tahun lalu. Untuk diketahui, survei LSI Denny JA dilaksanakan pada 3-14 Mei 2023 dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Survei melibatkan 1.200 responden dengan pengambilan sampel menggunakan Multistage Random Sampling. Margin of Error sebesar 2,9%.(PB/*)