Rusia: Tak Ada Peluang Bicara Damai dengan Ukraina

MOSKOW, Harnas.id – Juru Bicara Kremlin Dmitry Peksov menegaskan, tak ada peluang untuk melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina. Pernyataan itu dikeluarkan seiring dengan kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Amerika Serikat (AS), Rabu (21/12/2022).

Menurut Peskov, Rusia tidak pernah berharap kunjungan Zelensky berdampak positif terkait ketegangan yang terjadi saat ini. Dirinya pun menambahkan pasokan senjata dari negara Barat ke Ukraina yang masih berlangsung justru menambah konflik semakin dalam. Kondisi tersebut bisa menjadi bumerang bagi Ukraina.

“Pasokan senjata terus berlanjut dan jangkauan pengirimannya diperluas. Tentu saja, semua ini mengarah dalam memperburuk konflik. Ini bukan pertanda baik bagi Ukraina,” kata Peskov, dikutip dari Reuters.

Terpisah, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier telah mendesak Presiden China, Xi Jinping menggunakan pengaruhnya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Desakan itu disampaikan saat Steinmeier melakukan percakapan via telepon dengan Xi.

“Presiden menggarisbawahi kepentingan bersama China dan Eropa dalam mengakhiri perang di Ukraina serta menghormati kedaulatan Ukraina dan penarikan pasukan Rusia yang diperlukan. Dia (Steinmeier-red) meminta Xi menggunakan pengaruhnya pada Rusia dan Putin untuk tujuan ini,” kata kantor kepresidenan Jerman dalam sebuah pernyataan.

Awal bulan ini Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mendesak Putin untuk segera mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina. Desakan itu disampaikan ketika Scholz melakukan pembicaraan via telepon dengan Putin.

“Kanselir mendesak Presiden Rusia untuk datang secepat mungkin ke solusi diplomatik, termasuk penarikan pasukan Rusia (dari Ukraina),” kata juru bicara Olaf Scholz, Steffen Hebestreit, saat memberikan keterangan tentang percakapan telepon antara Scholz dan Putin, 2 Desember lalu.

Hebestreit mengungkapkan, Scholz dan Putin melakukan pembicaraan selama satu jam. Selain soal solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik, pada kesempatan itu Scholz turut mengecam serangan Rusia yang menargetkan infrastruktur sipil Ukraina. Dia pun menegaskan tekad Jerman untuk terus mendukung Ukraina.

Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari lalu, Scholz dan Putin sudah secara teratur melakukan percakapan via telepon. Kontak semacam itu terakhir kali berlangsung pada September lalu. Dalam 90 menit perbincangan, Scholz mendesak Putin untuk segera memulai proses diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina. (PB/*)