Kontroversi Proyek Jembatan Otista: Catatan Buruk bagi Bima Arya Pasca Menjabat Walikota Bogor

Pengecekan Bima Arya Saat Sebelum Pelaksanaan Proyek. Foto dok. Humpro

BOGOR, Harnas.id – Pelebaran dan perbaikan jembatan di Kota Bogor, Jawa Barat, yang merupakan proyek besar dengan biaya mencapai Rp 50 miliar, telah menjadi sorotan publik setelah jalanannya tergenang banjir saat musim hujan. Proyek yang melibatkan Jembatan Otista, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Walikota Bogor Bima Arya pada 19 Desember 2023, kini justru menjadi catatan buruk bagi mantan walikota tersebut.

Proyek tersebut diinisiasi sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mengatasi masalah kemacetan yang disebabkan oleh penyempitan jalan di wilayah tersebut. Namun, setelah diresmikan, pada 30 Desember 2023, jembatan tersebut langsung tergenang banjir saat hujan deras mengguyur. Kejadian ini memicu kritik dari warganet dan dianggap sebagai kegagalan dalam kinerja Bima Arya selama lima tahun menjabat.

Menghadapi kejadian tersebut, Bima Arya turun langsung untuk mengecek penyebab banjir bersama dengan dinas PUPR. Mereka menemukan bahwa banjir disebabkan oleh penyumbatan saluran air akibat tumpukan sampah dan aliran air yang tidak lancar karena hujan deras.

Dinas PUPR dan kontraktor proyek kemudian melakukan normalisasi saluran dengan membersihkan dan memperbaiki saluran air di sepanjang Jalan Roda. Kontraktor proyek, PT. Mina Fajar Abadi, juga menjadi sorotan karena memiliki riwayat buruk dalam pekerjaannya di berbagai daerah, bahkan salah satu direkturnya terlibat kasus korupsi.

Sebelum diresmikan oleh Jokowi, proyek pelebaran jembatan ini telah dilaksanakan oleh Bima Arya selama masa jabatannya sebagai walikota, bersama dengan dinas PUPR, dalam kurun waktu 7,5 bulan. Saat ini, Bima Arya telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai walikota, sedangkan Jembatan Otista sendiri telah berdiri sejak tahun 1920.

Pengamat Publik, Ardi Setiawan, menilai bahwa proyek Jembatan Otista hanya merupakan upaya terakhir bagi Bima Arya untuk menutup masa jabatannya sebagai walikota. Namun, proyek ini tidak memberikan hasil yang memuaskan, dengan kemacetan yang masih terjadi di sekitar Jalan Otista bahkan setelah revitalisasi jembatan tersebut.

“Proyek Jembatan Otista senilai Rp 50 miliar ini, di akhir masa jabatan Walikota Bogor, namun hasilnya masih diragukan, dengan kemacetan yang masih terjadi di sekitar Jalan Otista, terutama saat musim penghujan,” ujar Ardi kepada harnas.id.

“Ini menunjukkan bahwa proyek ini hanya sekadar langkah terakhir untuk menutup karir politik Bima Arya, namun justru menjadi catatan buruk bagi dirinya,” tambahnya.

Laporan: DODY

Editor: IJS