BALI, Harnas.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar puncak acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (27/10/2022). Acara ini bagian dari peringatan HUT ke-23 Kementerian Kelautan dan Perikanan yang jatuh pada 26 Oktober kemarin.
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memerangi sampah di laut dengan mendukung Gernas BCL.
Pelaksanaan program berbasis ekonomi biru tersebut, menurut Presiden Joko Widodo, untuk menjaga kesehatan laut dan mendukung keberlanjutan aktivitas ekonomi maupun kegiatan sosial yang ada di dalamnya.
“Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut adalah langkah konkret Indonesia dalam menangani sampah plastik di laut. Oleh karenanya, saya mengajak seluruh masyarakat, seluruh nelayan untuk terus cinta laut. Kita wujudkan laut yang bersih, laut yang sehat, untuk Indonesia sejahtera,” ujar Presiden Joko Widodo dalam video yang ditayangkan pada puncak Gernas BCL di Badung.
KKP menggelar Gernas Bulan Cinta Laut sejak awal Oktober 2022 di 14 wilayah pesisir Indonesia bersama 1.477 nelayan. Aksi bersih pantai dan laut ini juga dilaksanakan Kota Banda Aceh, Kota Medan, Kota Padang, Kota Tanjungpinang, Kota Serang, Kota Cirebon, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kubu Raya, Kota Balikpapan, Kota Kendari, Kota Manado, Kota Sorong, Kabupaten Badung dan Kota Merauke.
Hingga saat ini jumlah sampah yang terkumpul lebih dari 67 ton dan berpotensi terus bertambah seiring masih berlangsungnya Gernas BCL sampai akhir Oktober 2022.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi langkah KKP menggagas Gernas Bulan Cinta Laut sebagai solusi mengurangi pencemaran sampah plastik di laut. Terlebih program ini mengusung konsep ekonomi sirkular yang membawa manfaat ekonomi bagi nelayan.
“(Gernas BCL) saya kira karya dari Pak Trenggono yang hebat. Jangan berhenti, kita ini negara kepulauan dimana 75 persen wilayah kita adalah laut. Program-program (pengentasan sampah plastik) harus kita lakukan bahu membahu,” ungkap Luhut yang hadir mewakili Presiden Joko Widodo.
Luhut menambahkan, Gernas BCL akan mendukung pencapaian target Pemerintah Indonesia mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025. Sejak tahun 2018 sampai 2021, pemerintah berhasil mengurangi 28,5 persen kebocoran sampah plastik di laut.
Dia juga menekankan bahaya pencemaran sampah plastik di laut bagi generasi mendatang. Sampah plastik lama kelamaan bisa berubah menjadi mikroplastik yang dapat mengancam kesehatan masyarakat pengonsumsi makanan dari laut, seperti ikan dan kerang-kerangan.
“Sampah plastik ini musuh bersama. Penanganannya pun harus dilakukan terintegrasi. Saya minta kita semua bergerak,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan akan konsisten menggelar Gernas Bulan Cinta Laut sebagai program prioritas KKP. Program Ekonomi Biru ini mengedepankan pendekatan ekonomi sirkular sehingga manfaatnya tidak sebatas kelestarian lingkungan, tapi juga menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat nelayan.
Mekanismenya, sampah dari laut yang telah berhasil dikumpulkan oleh para nelayan, selanjutnya dipilah sesuai jenisnya dan ditimbang untuk menentukan besaran insentif yang akan diterima. Sampah selanjutnya dibawa ke tempat penampungan sampah/Proses Daur Ulang untuk dijadikan produk yang bernilai.
“Proses ekonomi sirkular ini merupakan pendekatan penting bagi nelayan, bahwa dengan mengumpulkan sampah di laut dapat juga menjadi mata pencaharian alternatif bagi nelayan yang tidak dapat melaut karena cuaca yang tidak baik,” ungkapnya.
Menteri Trenggono optimis Gernas BCL mampu menjawab tantangan global untuk penangangan sampah plastik di laut yang juga berkaitan dengan perubahan iklim. “Bulan Cinta Laut mengaktivasi nelayan untuk berperan aktif menjaga laut tetap sehat dengan mengambil sampah di laut,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Menteri Trenggono bersama Menko Luhut turut berdialog dengan para nelayan dan meninjau pameran produk kelautan dan perikanan yang ikut meramaikan acara puncak Gernas BCL di Badung.