BOGOR, Harnas.id – Menjelang Pilkada Kota Bogor, para bakal calon walikota semakin gencar melakukan sosialisasi untuk menarik simpati masyarakat. Selain petahana dan politisi yang sudah dikenal di Kota Bogor, beberapa nama baru juga ikut meramaikan kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Dalam pemaparan hasil survei politik Poldata Indonesia Konsultan (26/6), Fajar Arif Budiman menyatakan bahwa setidaknya terdapat tiga nama yang menduduki peringkat elektabilitas, yaitu Dedie Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Raendi Rayendra.
“Tingkat keterkenalan, kesukaan, dan keterpilihan mengerucut pada sejumlah calon, yakni Dedie Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Raendi Rayendra. Namun Sendi Fardiansyah sangat berpotensi kuat menyalip elektabilitas Dedie Rachim,” ujar Fajar.
Survei terbaru di Kota Bogor dilakukan dari tanggal 1–10 Juni 2024 oleh lembaga anggota Persepi tersebut, melibatkan 400 responden melalui wawancara tatap muka menggunakan metode multi-stage random sampling dengan margin of error 4,9%. Fajar menyebut bahwa analisis dari hasil-hasil survei lainnya yang dilakukan untuk tujuan serupa menunjukkan tren positif peningkatan elektabilitas Sendi Fardiansyah.
“Potensi Sendi untuk menyalip Dedie Rachim terlihat cukup jelas dari tren elektabilitas berbagai hasil survei,” kata Fajar.
Fajar juga menyebut survei yang dilakukan LSI Denny JA sekitar tiga bulan lalu, tepatnya April 2024, menunjukkan bahwa pada periode tersebut, Sendi masih tertinggal jauh di angka kurang lebih 6%. Namun, pada bulan berikutnya, lembaga survei lain mempublikasikan posisi Sendi naik ke 12%, sementara posisi Dedie Rachim masih memimpin dengan elektabilitas di atas 40%. Jika dibandingkan dengan hasil survei Poldata Indonesia pada awal Juni 2024, terjadi tren yang berbalik. Dedie Rachim terus menurun, sementara Sendi terus naik.
“Tren Dedie Rachim cenderung menurun tergerus oleh calon lain, sementara Sendi Fardiansyah mengalami tren naik secara konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini, Sendi sudah naik lagi ke posisi 21,9% dan Dedie Rachim turun ke angka 34,9%. Jika melihat data tersebut, Dedie tidak dalam posisi aman untuk menang karena jarak elektabilitas dengan Sendi hanya sekitar 10%,” ujar Fajar.
Sementara itu, terkait kandidat lain, Fajar menilai masih dalam kategori stagnan. Salah satunya adalah Raendi Rayendra dengan 8,28%. Di bawahnya ada Rusli Prihatevy (4,1%), Achmad Ruyat (2,4%), dan Restu Kusuma (1,21%). Sisanya, publik yang mengaku tidak tahu dan tidak menjawab sekitar 27%.
“Dari pengalaman kami melakukan survei, jarak elektabilitas seperti itu sangat rawan. Apalagi, untuk kandidat incumbent seperti Dedie. Yang aman, biasanya harus punya jarak di atas 20%. Meskipun, jarak seperti itu bukan jaminan tidak bisa disalip,” katanya.
Fajar menjelaskan bahwa posisi Dedie Rachim saat ini masuk dalam kategori lampu kuning. Dia harus waspada, karena dari pengalaman, calon yang memiliki tren turun biasanya akan terus turun. Sebaliknya, calon yang memiliki tren naik biasanya akan terus naik selama bisa mengelola kerja-kerja politik dengan efektif.
Pada kesempatan tersebut, Fajar juga menjelaskan beberapa temuan terkait isu-isu krusial atau masalah pokok masyarakat dan mewanti-wanti seluruh kandidat terkait dengan mulai munculnya berbagai isu negatif. Misalnya isu tentang poligami, korupsi, intervensi elit nasional, hingga soal kandidat yang diduga suka sesama jenis.
“Ini harus diwaspadai karena sangat potensial merontokkan kepercayaan masyarakat jika terus masif sehingga dipercaya mayoritas publik. Intinya, seluruh kandidat tak boleh lengah,” tegasnya.IJS
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)