Harnas.id, Bogor – Temu Karya Karang Taruna Kabupaten Bogor yang akan dilaksanakan pada Desember 2024 mendatang kini tengah menjadi sorotan publik. Terdapat kabar yang beredar bahwa organisasi kepemudaan ini tengah menjadi incaran sejumlah politisi di Kabupaten Bogor yang berusaha memanfaatkan momen pergantian pengurus untuk kepentingan politik mereka.
Proses pergantian pengurus Karang Taruna di Kabupaten Bogor tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya berlangsung dengan damai. Kali ini, organisasi ini dianggap lebih menarik bagi banyak pihak, terutama setelah kepengurusan sebelumnya berhasil membentuk Karang Taruna di hampir seluruh desa di Kabupaten Bogor. Keberhasilan ini dipandang sebagai peluang oleh beberapa politisi yang ingin memanfaatkan organisasi ini untuk memperkuat posisi politik mereka di tingkat akar rumput.
Untuk menggali lebih dalam mengenai isu tersebut, Harnas.id mengunjungi kediaman salah satu anggota Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) Kabupaten Bogor, Kang TB Ule Sulaeman, pada Jumat (08/11/2024).
“Ya, saya dengar isu itu…” ujar Kang TB ketika ditanya soal rumor yang beredar.
“Biasa lah… kalau sudah ada yang berhasil, pasti banyak yang ingin,” katanya sambil tertawa.
Kang TB kemudian menjelaskan bahwa ia mendengar kabar ada beberapa anggota dewan baru yang tertarik untuk terlibat dalam Temu Karya Karang Taruna mendatang.
“Secara kasar, mereka ingin menguasai Karang Taruna Kabupaten Bogor dengan mengusung orang-orang mereka sebagai ketua Karang Taruna. Bahkan, ada juga isu bahwa salah satu anggota dewan itu sendiri yang berniat menjadi ketua Karang Taruna. Ini menurut saya lucu dan sangat norak,” ungkapnya.
Saat ditanya lebih lanjut tentang maksud “norak” tersebut, Kang TB dengan antusias menjelaskan.
“Ya, jelas norak! Masa seorang anggota dewan tiba-tiba ingin menguasai organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna. Kalau mereka memang paham, harusnya mereka tahu ada aturan main dalam organisasi ini. Mana mungkin orang yang tidak pernah aktif di Karang Taruna tiba-tiba mau mengambil alih? Itu namanya norak,” ujarnya dengan tawa.
Kang TB juga menyayangkan sikap beberapa politisi yang, menurutnya, terkesan arogan dan seakan-akan “sok berkuasa” dalam usaha mereka menguasai Karang Taruna.
“Jangan karena mereka berasal dari partai besar, lalu mereka merasa bisa menang dalam segala hal dengan cara yang tidak benar. Belum berkuasa saja sudah sok berkuasa, kapan Kabupaten Bogor mau berubah? Kasihan partainya kalau punya kader seperti itu… Itu juga kalau memang isu ini benar,” lanjutnya.
Di tengah pembicaraan, Kang TB menyentil bahwa Kabupaten Bogor sering kali diwarnai dengan kisruh politik yang berlarut-larut. Menurutnya, perubahan dalam budaya politik di Kabupaten Bogor sangat diperlukan agar tidak terus terjebak dalam intrik politik seperti ini.
“Pemimpin ke depan harus mampu menciptakan budaya baru, agar Kabupaten Bogor bisa menjadi lebih baik. Kita harus mengubah pola pikir, menciptakan suasana politik yang lebih elegan, sehingga kita bisa berpikir dan bertindak lebih dewasa,” jelasnya.
Kang TB juga menegaskan bahwa sebagai bagian dari MPKT, ia berkomitmen untuk menjaga agar Karang Taruna Kabupaten Bogor tetap fokus pada tujuan sosial dan tidak dijadikan alat politik oleh pihak-pihak yang hanya mengejar kekuasaan semata.
“Saya akan terus menjaga agar Karang Taruna tetap mengusung misi sosialnya, jangan sampai dijadikan kendaraan politik,” pungkasnya menutup percakapan.
Chaerudin