HARNAS.ID – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Syailendra menegaskan, pemerintah bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan berkomitmen menjaga harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe sama seperti bulan lalu.
Setidaknya, stabil pada kisaran harga Rp 9.500 per kilogram (kg) sehingga harga tahu masih terus stabil di kisaran Rp 650 per potong dan harga tempe di kisaran Rp 16 ribu per kg.
“Meskipun saat ini terjadi sedikit kenaikan harga kedelai dunia, Kementerian Perdagangan menjamin stok kedelai penyediaan Maret 2021 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional dengan harga yang stabil dan terjangkau,” kata Syailendra dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Dikutip sumber Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia untuk penyediaan Februari 2021 masih berada di kisaran US$ 13,71 per bushels dan untuk penyediaan Maret, terdapat kenaikan harga di kisaran +0,8 persen menjadi US$ 13,82 per bushels.
Meski demikian, diharapkan harga kedelai dunia dapat segera terkoreksi menurun pada periode selanjutnya.
“Tingginya harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe tersebut merupakan dampak pergerakan harga kedelai dunia sejak pertengahan tahun lalu hingga sekarang,” jelas Syailendra.
Syailendra menyampaikan, sejak paruh kedua tahun lalu harga kedelai dunia mulai merangkak naik hingga hampir 30 persen. Hal tersebut berdampak pada penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar yang naik menjadi rata-rata 20 persen.
“Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan dampak dari adanya kenaikan harga kedelai dunia karena mayoritas kebutuhan kedelai di Indonesia masih dipenuhi oleh impor, sehingga fluktuasi perkembangan harga komoditi kedelai dunia akan berdampak secara langsung pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia,” ujar Syailendra.
Selanjutnya, Kemendag akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga, guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar.
Syailendra juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi maupun di Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
“Kami berharap produksi tahu dan tempe dapat terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau,” tutur Syailendra.
Editor: Ridwan Maulana