Prabowo Tegaskan Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China, Siap Jadi Jembatan Perdamaian

Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan terkait perang dagang Amerika Serikat dan China di Antalya, Turki. Prabowo menegaskan posisi netral Indonesia dan kesiapan menjadi jembatan perdamaian antara kedua negara. Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan terkait perang dagang Amerika Serikat dan China di Antalya, Turki. Prabowo menegaskan posisi netral Indonesia dan kesiapan menjadi jembatan perdamaian antara kedua negara. Foto: Sekretariat Presiden

Harnas.id, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menanggapi memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memicu ketegangan global usai kedua negara saling menaikkan tarif impor. Ia menyatakan harapannya agar kedua kekuatan ekonomi dunia itu dapat menemukan titik temu yang saling menguntungkan.

“Saya berharap pada akhirnya mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap begitu,” ujar Prabowo dalam pernyataannya saat berada di Antalya, Turki, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (12/4/2025).

Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap berada dalam posisi netral dan tidak akan memihak salah satu negara. Menurutnya, baik AS maupun China adalah mitra penting yang sama-sama dihormati oleh Indonesia.

“Kami tidak memihak Amerika maupun China. Kami menghormati semua negara. China adalah sahabat baik kami, begitu juga Amerika. Kami ingin menjadi jembatan,” tegas Prabowo.

Lebih lanjut, ia menepis kemungkinan Indonesia akan memutus hubungan perdagangan dengan China. Ia menegaskan bahwa China merupakan mitra dagang strategis dan sangat penting bagi Indonesia.

“Tentu tidak mungkin (memutus hubungan dagang). China sangat dekat dengan Indonesia,” katanya.

Terkait kebijakan tarif impor AS sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia, Prabowo mengaku telah mengajukan permohonan untuk bertemu dengan mantan Presiden Donald Trump guna membicarakan isu tersebut.

“Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan bisa bertemu,” ujarnya singkat.

Sebagai informasi, ketegangan antara AS dan China kembali meningkat setelah China menaikkan tarif impor terhadap produk AS hingga 125 persen sebagai respons atas langkah AS sebelumnya yang menetapkan tarif resiprokal hingga 145 persen terhadap produk China.

Editor: IJS