Harnas.id, Yogyakara – Moda angkutan laut terus mengalami perkembangan yang signifikan setiap tahunnya, bahkan terus mengalami perkembangan pesat dewasa ini. Meskipun angkutan darat masih menjadi moda transportasi dominan di tanah air.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada lima pelabuhan utama di Indonesia, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar, telah mengangkut sebanyak 86,8 juta ton barang pada tahun 2023.
Besaran tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 72,4 juta ton barang atau tumbuh rerata 3 persen per tahun.
Peneliti senior Pustral UGM sekaligus Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, Prof. Danang Parikesit, menilai pentingnya peran angkutan laut perlu mendapat dukungan prasarana dan sarana yang memadai.
Salah satunya adalah pelabuhan karena dalam perannya pelabuhan menjadi salah satu titik simpul utama dalam rantai logistik di Indonesia.
Pelabuhan dalam perannya membangun interkoneksi antar wilayah. Secara nasional, pelabuhan menghubungkan berbagai pulau dan wilayah di Indonesia untuk mendukung pemerataan ekonomi melalui perdagangan dan distribusi logistik.
Secara global, pelabuhan di Indonesia berpotensi menjadi hub atau penghubung ke banyak negara seperti di Timur Tengah, Eropa, dan Cina.
“Potensi ini saya kira perlu dioptimalkan agar Indonesia, sebagai poros maritim dunia, dapat bersaing dengan negara-negara maju di sektor kepelabuhanan”, ujarnya di Kampus UGM, Sabtu (2/11/2024 menanggapi telah diluncurkannya seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia yang diluncurkan pada 12 oktober di di Royale Jakarta Golf Club.
Menurut Danang berbagai strategi perlu dilakukan agar kinerja pelabuhan dapat meningkat, salah satunya berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan mengenai kepelabuhanan.
Salah satu sumber penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui buku dan referensi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi di Indonesia.
“Terbitnya buku-buku mengenai kepelabuhanan merupakan langkah konkret untuk mendukung strategi tersebut. Kita bersyukur Pelindo bersama Pustral UGM menginisiasi terbitnya buku seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia,” terangnya.
Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia terdiri dari tiga volume yaitu Buku 1: Perspektif Kebijakan Pengembangan Pelabuhan di Indonesia (Indonesia Port Development Policy Perspectives), Buku 2: Pengelolaan Pelabuhan Berkelanjutan (Sustainable Port Management), dan Buku 3: Aspek Teknis dalam Pengembangan Pelabuhan (Technical Aspects of Port Development). Secara total, buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia terdiri dari 25 chapter yang melibatkan 58 penulis yang berasal dari 23 institusi perguruan tinggi dalam dan luar negeri, lembaga pemerintah, swasta dan BUMN.
Buku ini pun sudah melalui proses review yang dilakukan secara akuntabel melalui peer-review oleh reviewer akademisi terkemuka, praktisi dan regulator serta para reviewer dari Pelindo yang sangat memahami seluk beluk mengenai penyelenggaraan pelabuhan. Keseluruhan proses dijalani selama sekitar enam bulan melalui tiga kali workshop dengan melibatkan para penulis, editor dan reviewer, serta proses konsinyering untuk finalisasi editorial.
Sumber : UGM
Editor : Edwin S