Di Balik Seragam Polisi, Capt Monroe Hadirkan Karya Lagu hingga Film

Harnas.id, BOGOR – Hidup penuh warna bukan sekadar istilah bagi sosok Manurung Agustinus. Di balik dedikasi panjangnya sebagai perwira Kepolisian Republik Indonesia, ia dikenal sebagai pribadi multitalenta: pencipta lagu, penulis, aktor laga, sekaligus ayah dari tujuh anak yang selalu berusaha menghadirkan tawa di tengah keluarganya.

Di institusi kepolisian, nama Manurung Agustinus pernah tercatat dengan posisi penting. Ia mengakhiri kariernya di Polresta Bogor Kota dengan jabatan terakhir sebagai Kasat Intel—posisi yang menuntut ketegasan, kewaspadaan, serta strategi. Namun, siapa sangka, di balik wibawa itu tersimpan jiwa seni dan humor yang begitu kuat.

Manurung bukan hanya seorang abdi negara. Ia adalah creator sejati. Karya-karyanya dalam bentuk lagu dan film menunjukkan kedalaman jiwa yang selalu haus ekspresi. Sebagai penulis, ia menuangkan pemikiran dan kisah dalam bentuk tulisan; sebagai aktor laga, ia menghadirkan aksi penuh energi di layar.

Di dunia musik, ia lebih dikenal dengan nama beken Capt Monroe. Lagu-lagu ciptaannya bisa didengarkan melalui berbagai platform digital, termasuk Spotify dan YouTube dengan akun Capt Monroe. Kehadiran musiknya semakin mempertegas bahwa bakat seni bisa berjalan beriringan dengan pengabdian pada negara.

“Bagi saya, seni adalah napas kedua. Polisi adalah tugas pengabdian, tapi seni adalah cara saya berkomunikasi dengan hati banyak orang,” demikian prinsip hidupnya yang kerap ia sampaikan.

Di balik kesibukannya, Manurung Agustinus tetap memegang teguh peran utamanya di rumah: seorang ayah. Memiliki tujuh anak tentu bukan hal mudah, tetapi baginya keluarga adalah motivasi terbesar. Ia dikenal sebagai sosok penyayang yang selalu berusaha menghadirkan canda, bahkan di tengah jadwal yang padat.

Sifat humorisnya membuat suasana keluarga penuh kehangatan. “Anak-anak butuh tawa, bukan hanya nasehat,” begitu ungkapnya.

Manurung juga dikenal punya selera humor tinggi. Rekan-rekannya sering menyebutnya sebagai sosok yang bisa memecah ketegangan dengan lawakan spontan. Karakternya yang suka melawak ini menjadi sisi unik seorang Bhayangkara—menunjukkan bahwa di balik keseriusan tugas, ada pribadi hangat yang dekat dengan banyak orang.

Perjalanan hidup Manurung Agustinus, atau Capt Monroe, menunjukkan betapa luasnya potensi manusia. Ia membuktikan bahwa seorang polisi bisa menjadi seniman, penulis bisa menjadi aktor, dan seorang ayah bisa tetap hadir untuk keluarganya meski menjalani tanggung jawab besar di masyarakat.

Ia menjadi teladan bahwa dedikasi pada negara tidak harus mematikan kreativitas. Justru sebaliknya, kreativitas bisa memperkuat pengabdian.

Editor: IJS