
Harnas.id, BOGOR – Forum Anak Kota Bogor (Fanator) menggelar kegiatan Audiensi Suara Anak Daerah (SAD) bersama Pemerintah Kota Bogor di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Kamis (10/7/2025). Dalam audiensi ini, anak-anak menyampaikan lima poin penting aspirasi yang dihimpun dari ratusan anak di Kota Bogor.
Ketua Fanator, Radipta Azki Athaya, menjelaskan bahwa lima usulan tersebut merupakan hasil penjaringan suara anak melalui berbagai metode, termasuk wawancara langsung, diskusi daring, dan penyebaran angket.
“Lima poin yang kami ajukan yaitu: Aktivasi Forum Anak tingkat kecamatan dan kelurahan, Peningkatan Infrastruktur Ramah Anak, Penguatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan, serta Penanganan Kekerasan dan Eksploitasi Anak,” jelas Radipta.
Ia menambahkan, proses penjaringan dilakukan melalui tiga cara: wawancara langsung ke sekolah inklusi dan panti asuhan, diskusi daring bersama lebih dari 100 SMP dan SMA, serta angket yang mengumpulkan 242 responden.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut hangat aspirasi yang disampaikan anak-anak. Ia menilai, lima poin tersebut sangat relevan dan mencerminkan kepedulian anak terhadap lingkungan dan masa depan mereka.
“Usulan mereka luar biasa, dari mulai soal sekolah, lingkungan yang aman dan bersih, hingga permintaan agar bisa naik angkot tanpa asap rokok. Ini ide-ide yang bernilai dan harus didukung,” ujar Dedie.
Dedie menegaskan bahwa Pemkot Bogor siap menindaklanjuti masukan tersebut secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Rakmahwati, menyatakan pihaknya akan menjadi penghubung antara anak-anak dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk merealisasikan aspirasi tersebut.
“Kami sudah mulai konsolidasi untuk mengaktifkan forum anak di tingkat kecamatan dan kelurahan. Poin lain seperti KTR, taman ramah anak, hingga perlindungan dari kekerasan, sudah diarahkan ke OPD teknis,” ungkap Rakmahwati.
DP3A juga akan memaksimalkan peran UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) tidak hanya dalam penanganan, tetapi juga pada aspek pencegahan kekerasan terhadap anak.
Audiensi ini menjadi bukti nyata bahwa anak-anak Kota Bogor turut berperan aktif dalam pembangunan daerah, terutama dalam isu-isu yang menyangkut hak, perlindungan, dan masa depan mereka.
Laporan: Hadi
Editor: IJS