BOGOR, Harnas.id – Pemuda Muhammadiyah Kota Bogor menggelar seminar Green Leadership di Aula Gedung DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda, Kota Bogor, Sabtu (24/9/2022).
Seminar yang dibuka Wali Kota Bogor, Bima Arya dan dihadiri 200 peserta mulai dari Ketua OSIS, Ketua OKP, pegiat Adiwiyata sampai warga Muhammadiyah ini sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian lingkungan di Kota Bogor.
“Akhir-akhir ini marak terjadi bencana longsor dan banjir yang disebabkan karena kurangnya kepedulian kita terhadap lingkungan. Makanya kami menginisiasi acara ini untuk saling diskusi dan memberikan solusi,” ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Bogor, Haidir.
Haidir mengatakan, usai seminar pihaknya akan merumuskan berbagai langkah-langkah konkrit di lapangan terkait lingkungan hidup. Di Kota Bogor menurut analisis awal yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah mengenai isu lingkungan yang paling terlihat yakni sampah, banjir dan longsor. Sehingga aksinya akan berkutat pada tiga hal itu.
“Bagaimana mengurangi sampah, mengurangi dampak plastik serta mengatasi daerah yang kering atau gundul agar ketika ada volume air yang besar tidak menimbulkan bencana,” jelasnya.
Ia menuturkan, meski ini merupakan seminar lingkungan pertama kali dari Pemuda Muhammadiyah, namun pihaknya sudah khawatir terhadap isu lingkungan mengingat ini merupakan isu Global, nasional dan sampai ke tingkat lokal.
Terkhusus bagi Kota Bogor, masyarakat harus lebih memprioritaskan apalagi akhir-akhir ini bencana alam akibat kesalahan penanganan lingkungan hidup kerap terjadi dan sudah banyak menimbulkan kerugian, baik korban maupun materil.
“Kami ingin bersinergi dengan semua pihak, baik Pemkot Bogor maupun ketua OKP, ketua OSIS dan semua yang peduli terhadap lingkungan untuk bergerak bersama, karena kalau bukan kita yang memperhatikan siapa lagi dan kalau tidak sekarang kapan lagi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya melihat teman-teman Pemuda Muhammadiyah bisa membaca tanda-tanda zaman. Ada persamaan dengan zaman Rasulullah SAW. Rasulullah awalnya juga terbatas, tetapi sama-sama didorong para pemuda.
Namun perbedaannya jika dahulu dakwahnya secara sembunyi-sembunyi. Kalau sekarang dakwahnya tidak sembunyi-sembunyi, dengan ghirah yang luar biasa seharusnya bisa dilakukan masif.
“Isu lingkungan ini harus sampai kemana-mana dan menjadi atensinya bersama-sama. Hari ini banyak bupati, wali kota, DPRD dipaksa komunitas lingkungan untuk bergerak. Di Bogor banyak komunitas peduli lingkungan, ada komunitas peduli Ciliwung, ada komunitas Bogor Clean Action, jadi malu kalau wali kota dan DPRD tidak bergerak sama-sama,” katanya.