HARNAS.ID – Industri podcast yang kini banyak digandrungi anak muda berpotensi memulihkan perekonomian nasional. Menurut Komisaris PT Pertamina Hulu Energi dan Staf Ahli Wakil Menteri BUMN I Fadli Rahman, perkembangan dari industri podcast ini merupakan bentuk dari transformasi ekonomi.
“Sambil mencoba memperbaiki pemulihan ekonomi kita, tentunya ada beberapa hal yang lebih relevan, terutama terkait digitalisasi dan pemuda dalam talenta masa depan,” katanya dikutip Antara, Rabu (4/11/2020).
Perum Produksi Film Negara (PFN) kembali menghadirkan diskusi virtual Content Every THINK! atau populer disebut CET web-talks hari ini. Diskusi kali ini membahas tema “Pemuda Ambil Peran Pemulihan Ekonomi Nasional”.
Tema tersebut dipilih masih dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Para generasi muda diminta untuk terus semangat menciptakan konten kreatif dan melakukan inovasi guna memulihkan perekonomian nasional.
Pendiri podcast Do You See What I See, Rizky Ardi Nugroho atau yang dikenal dengan Mr Popo mengatakan, podcast belum dianggap sebagai sebuah media penting untuk berpromosi dan menghasilkan uang atau masih dipandang sebelah mata.
Rizky pun bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta SiBerkreasi menggelar kelas podcast terbesar yang dihadiri oleh 8.000 peserta dan menghasilkan 3.000 podcaster baru dalam kurun waktu tiga bulan.
Para podcaster baru ini pun diharapkan dapat menciptakan konten-konten inovatif dan menunjukkan bahwa podcast sangat potensial untuk dijadikan profesi guna membantu pemulihan ekonomi. Rizky menyatakan membangun podcast untuk bisa diperhitungkan.
“Selain itu kreatornya bisa menjadikan podcast sebagai profesi dan karir. Podcast bisa dimanfaatkan sekali untuk memulihkan ekonomi dan melihat konten kreatif ini ruang lingkupnya sangat besar,” kata Rizky.
Rizky juga meminta anak muda berpikir kreatif dan inovatif walau dalam keterbatasan. Sebab konten kreatif dapat diciptakan dari mana saja termasuk di rumah. Pandemi ini publik dituntun selalu kreatif untuk bisa menghasilkan sesuatu.
Editor: Ridwan Maulana